Mainan berantakan menjadi pemandangan setiap hari bagi seorang ibu di rumah. Saya seorang ibu yang full berada di rumah dan setiap saat harus membereskan mainan di rumah. Kadang-kadang saya biarkan mainan berantakan sekali, sore atau malam hari baru saya bereskan pada tempatnya. Saking seringnya membereskan mainan, saya kadang merasa bosan, tetapi saya berusaha menikmatinya.
Anak saya, Kenan, Januari 2018 nanti berusia 3 tahun. Saat ini paling suka membongkar mainannya, mengeluarkan semua mainan yang ada dan menjadikan ruangan "kapal pecah". Jujur ya, secara manusiawi, melihat mainan berantakan itu rasanya pengen marah. Tetapi saya berusaha menekan emosi saya untuk menikmati semua yang saya lihat. Saya senyumin aja...
Saya memetik hikmah dari mainan yang berantakan.
Pertama, saya dan semua orang rumah jadi berolahraga setiap hari. Memunguti mainan kecil-kecil dan gerakan jongkok-berdiri menjadi gerakan olahraga alamiah. Tanpa disadari kita jadi mengeluarkan keringat dengan membereskan mainan anak.
Kedua, merangsang motorik anak. Memberantakin mainan membuat Kenan bergerak dengan bebasnya. Dalam hal ini, anak masih harus dalam pengawasan supaya aktivitasnya tidak membahayakan diri anak. Semua mainan keluar dari tempatnya, anak bebas memilih mainannya dan membuatnya bergerak ke sana ke mari. Ayah dan bunda bebaskan hati dari marah dan lelah, senyumin aja semua aksi anak-anak bersama mainannya. Yang penting tetap dalam pengawasan.
Ketiga, menjauhkan anak dari gadget. Bermain bersama mainannya membuat anak tidak bermain gadget. Saya berani katakan membiarkan anak memberantakkan mainannya membuat anak bebas, bergembira dan bisa bermain sesukany. Kita semua tahu, gadget bisa berpengaruh buruk pada perkembangannya di masa golden age ini. Jadi saran saya, jangan larang anak memberantakin mainannya supaya tidak tergantung pada gadget.
Keempat, meningkatkan kreativitas anak. Saya katakan meningkatkan kreativitas karena dari sekian banyak mainan yang diberantakinnya anak mampu mencipta ide-ide bermain ala dia sendiri.
Kelima, mengasah daya ingat. Kenan mempunyai banyak sekali mainan, mulai dari mainan alat musik, alat pertukangan, mobil-mobilan berbagai jenis dan ukuran, mainan alat masak, mainan buah-buahan, puzzle bentuk, hingga lego warna warni. Ada mainan yang saya belikan satu atau dua tahun lalu, kemudian tersimpan dalam kotak mainan dalam waktu lama. Ketika mainan-mainan itu dibongkar semua dan diberantakkan di lantai, Kenan bisa mengingat setiap mainannya, dan cara menggunakannya. Akhir-akhir ini Kenan suka sekali memberantakkan mainannya dan ketemulah dia dengan lego yang saya beli dua tahun lalu. Kenan langsung memainkan terus lego hingga membuat berbagai bentuk bangunan sesuai kreasinya. Selain lego, Kenan juga bertemu lagi dengan mainannya obeng, tang, gergaji, kunci inggris, dan sebagainya, Kenan bisa mengingat dengan baik setiap nama alat-alat itu.
Keenam, melatih tanggung jawab. Ketika anak kita memberantakkan mainan, saatnya kita sebagai orangtua menumbuhkan karakter tanggung jawab sejak dini. Sedini mungkin Kenan juga sudah saya ajarkan untuk membereskan mainannya sendiri. Kadang Kenan sulit diminta untuk membereskan mainnya, namanya juga anak-anak. Tetapi kitalah orangtua yang harus sabar membimbingnya terus-menerus. Dengan dibimbing terus-menerus lama-lama menjadi kebiasaan.
Ayah bunda, saudara saudariku terkasih, dunia anak-anak adalah bermain, jadi jangan hilangkan waktu bermainnya, jangan kurangi waktu bermainnya. Karena dalam setiap waktu bermain, saat itulah dia belajar banyak hal.
Ditulis oleh Paskalina Askalin
No comments:
Post a Comment