Akhir-akhir ini saya sering menggunakan hastag gernasbaku. #gernasbaku adalah hastag dari gerakan nasional orang tua membaca buku. Terus terang saya belum pernah tahu tentang gerakan ini. Secara tidak sengaja saya menemukan hastag itu di Instagram. Lalu saya gunakan hastag itu setiap kali menggunggah foto kegiatan baca buku.
Tanpa menemukan #gernasbaku, setiap hari saya sempatkan untuk membacakan buku untuk anak saya. Bagi saya, membacakan buku itu bermanfaat, apalagi jika membaca buku ini menjadi kebiasaan setiap hari.
Membacakan buku untuk anak itu sebuah kegiatan positif yang mempunyai banyak manfaat. Membacakan buku bisa dilakukan sejak anak dalam kandungan. Anak saya kini berusia 3,5 tahun. Dia belum bisa membaca, bagi saya itu bukan masalah. Buku tetap bisa dinikmati oleh anak saya dengan cara dibacakan. Walaupun belum bisa membacakan buku, anak saya bisa membaca gambar dan menceritakan isi buku berdasarkan gambar yang dilihatnya.
Yang ingin saya tekankan di sini adalah bagaimana menumbuhkan minat ingin dibacakan buku atau membaca buku sendiri. Berdasarkan pengalaman saya dengan anak saya, menumbuhkan minat membacakan buku bukan menjadikan anak kutu buku, tetapi mau membaca buku kapan pun di mana pun, berapa lama pun.
Tip meningkatkan minat baca buku dan minat ingin dibacakan buku sesuai pengalaman saya, yaitu:
(1) Orang dewasa memberikan contoh
Anak adalah peniru ulung. Anak akan meniru apa yang dilakukan oleh orang tuanya. Jika ingin meningkatkan minat baca anak, orang tua atau siapa pun anggota keluarga di rumah memberikan contoh membaca buku. Anak-anak, apalagi usia 3,5 tahun seperti anak saya, kadang masih sering "mengganggu" ketika ada yang membaca buku, misalnya buku yang sedang dibaca direbut dan dijadikan mainan.
![]() |
Memberikan contoh pada anak untuk membaca buku dan membacakan buku untuk anak. |
(2) Ada buku di mana-mana
Ingin meningkatkan minat baca, tentu harus menyediakan bukunya. Buku yang ditujukan untuk anak sebaiknya ditaruh di berbagai tempat. Hal ini untuk memancing rasa ingin tahu anak terhadap buku. Buku bisa ditaruh di rak mainan, di kasur, di meja, dan sebagainya. Kemarin, anak saya sedang bermain dengan mobil-mobilan, tiba-tiba tertarik menarik sebuah buku dari rak, ternyata itu adalah buku kesukaannya berisi tentang mobil-mobil raksasa. Rak buku dan rak mainan saya jadikan satu, jadi kapan pun anak saya akan bersentuhan dengan buku.
![]() |
Anak saya sedang melihat lagi buku favoritnya. |
(3) Paling tidak membelikan 1 buku setiap bulan
Toko buku sebaiknya menjadi tempat berkunjung setiap bulan bagi keluarga. Dengan demikian, setiap bulan anak mempunyai koleksi buku baru. Kalau pun anak tidak ikut pergi ke toko buku, orang tua bisa menjadikan buku baru sebagai hadiah. Saya biasanya membeli buku tanpa mengajak anak saya. Mengapa? Di usianya saat ini anak saya suka sekali bermain mandi bola dan segala permainan yang ada di arena. Masalah utamanya, arena bermain itu berada tepat di samping toko buku yang sering saya kunjungi.
Bulan lalu saya membelikan anak saya dua buku ini.![]() |
Buku baru yang saya beli untuk anak saya, bulan April 2018. |
Bulan Mei ini saya belikan buku juga tetapi masih menunggu dikirim oleh penerbitnya.
Dengan selalu ada buku baru setiap bulan, diharapkan minat baca anak terus ada dan selalu meminta dibacakan buku. Dibelikan buku yang baru akan membuat anak memiliki rasa memiliki kepada buku yang dibelikan untuknya.
(4) Membacakan buku kapan pun
Kegiatan baca buku atau membacakan buku harus menjadi kebiasaan keluarga. Dengan begitu karena setiap hari dilakukan, anak menjadi senang dan tertarik untuk membaca buku atau dibacakan buku.
Tidak ada keharusan tentang kapan waktu yang tepat untuk membacakan. Waktu yang tepat untuk membacakan buku adalah ketika anak tidak melakukan aktivitas apapun. Nah, biasanya saya membacakan buku ketika anak saya mau tidur. Saya biasanya memintanya memilih buku yang mau dibacakan.
Pemilihan waktu yang tepat akan meningkatkan minat anak pada membaca buku atau dibacakan buku.
![]() |
Foto atas: anak saya mendengarkan buku yang saya bacakan. Foto bawah: anak saya sedang melihat buku favoritnya. |
Empat hal di atas adalah cara saya untuk menarik minat anak saya terhadap membaca. Cara-cara ini berhasil membuat anak saya lupa pada gawai. Ketika usianya 2,5 tahun, saya khawatir dengan kebiasannya melihat video di gawai. Isi videonya tidak jadi masalah, tetapi lamanya waktu menonton video sebelum tidur, itu yang jadi persoalan. Kita semua tahu, jika radiasi gawai dan alat elekronik lain sebaiknya dijauhkan dari anak-anak.
Puji Tuhan, saat ini anak saya tidak lagi kecanduan nonton video di gawai. Dibacakan buku menjadi kegiatan menarik baginya, apalagi yang dibacakan buku favoritnya.
No comments:
Post a Comment