Akhir bulan Oktober lalu, setelah pertemuan saya dengannya di Solo, saya mengintip beranda Facebook-nya, wowwww ada dua cerita anak karyanya yang mejeng di media cetak Jawa Tengah. Bagi pembaca surat kabar Jawa Tengah, namanya pasti sudah tak asing lagi, lha cerita anaknya sudah sering sekali dimuat.
Sekali pun saya belum pernah berhasil memejengkan cerita anak di media cetak, jujur saya iri sekali padanya (hehehe... iri tanda tak mampu).
Menurut cerita Ibu yang pernah berkarier menjadi editor di penerbit ini cerita anak pertamanya dimuat di Kompas Anak. Wowww sekali ya.. Namun sayang kini Kompas Anak sudah tinggal kenangan ya...
Setelah cerita anak pertama karyanya dimuat di Kompas Anak, cerita anak lainnya langsung mbrudul di banyak surat kabar yang memuat cerita anak. Karyanya ada di Kedaulatan Rakyat, Solopos, Analisa Medan, Soca, Suara Merdeka, Radar Bojonegoro, dan Padang Ekspres.
![]() |
Beberapa jepretan cerita anak karya Mbak Iud, saya ambil dari FB-nya. |
Melihat begitu banyak cerita anak yang dimuat, saya jadi kepo, darimana momwriter ini mendapatkan ide cerita untuk cerita anaknya. Setelah melakukan sedikit wawancara instan, saya sedikit tahu asal usul ide cerita anak.
Ide cerita anak yang ditulisnya berasal dari kehidupan sehari-hari hingga keusilan atau pertanyaan anaknya. Tema faktual juga menjadi ide cerita anak yang ditulisnya. Misalnya cerita anak yang Oktober 2018 lalu dimuat di Solopos. Judul cerita anaknya "Baju Batik dari Nenek." Ide ceritanya hari Batik Nasional, 2 Oktober. Ide cerita lain misalnya seputar olahraga untuk cerita anak "Kertas Undian" yang dimuat di Kedaulatan Rakyat Yogyakarta.
Pertanyaan yang kemudian muncul dan saya tanyakan padanya adalah berapa lama harus menunggu cerita anak dimuat media cetak? Menurut ibu dari Bagas ini, setelah cerita anak dikirim nunggunya tidak terlalu lama. "Untuk Solopos misalnya, paling lama nunggu 2-3 minggu. Tapi jika pas temanya seminggu bisa langsung dimuat. Untuk KR (Kedaulatan Rakyat) biasanya paling cepat dimuatnya, Kamis kirim Minggu sudah dimuat," katanya. Cepat juga ya.. Jadi pengen cepet-cepet nulis cerita anak, hehehe.
Pertanyaan pamungkas saya tanyakan padanya, apa tip supaya cerita anak bisa dimuat di media cetak? Pertama, ketika dapat ide langsung catat di gawai, baru dikembangkan kemudian sesuai media cetak yang dituju. Kedua, cerita anak harus menggunakan bahasa anak, jangan ketinggian, dan posisikan penulis sebagai anak.
Siapakah dia? Yang cerita anaknya mbrudul terus di media cetak. Namanya Yudadi BM Tri Nugraheny. Saya memanggilnya Mbak Iud, ada juga yang memanggilnya Heny. Saya sudah mengenalnya lama sekali, ketika baru menginjakkan kaki di dunia editor tahun 2004. Kami sama-sama menjadi editor buku di sebuah penerbit swasta di Jakarta. Kini kami sama-sama menjadi momwriter, seorang ibu yang berprofesi sampingan menjadi penulis. Selain momwriter, Mbak Iud juga mampu mengatak dan mengedit buku lho. Ingin lebih kenal dekat dan kenal dengannya, kunjungi beranda Facebook-nya, Iud Tri Nugraheny.
Acara Grand Final Lomba Penulisan Buku Bacaan Sekolah Dasar 2018 di Solo Oktober 2018 lalu mempertemukan saya dengannya, setelah lebih dari 10 tahun tak bertemu. Semoga tahun depan akan banyak kesempatan bertemu lagi dengannya.
![]() |
Saya dan Mbak Iud, ketika bertemu di Solo |
Karena menulis bisa membuat saya bertemu sahabat, teman lama, teman baru, dan menerbangkan saya ke berbagai kota. -Paskalina Askalin-
No comments:
Post a Comment