Hari ini adalah hari ketiga, Kakak Kenan melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau belajar daring atau belajar di rumah. Ah ada banyak istilah muncul, PJJ, BDR, lalu apa lagi tuh ☺️.
Kemarin sebenarnya Kakak Kenan agak kecewa karena tidak ada sapa online dengan guru dan teman-temannya. Hari ini ketika ada sapa online dari Bu Gurunya, Kakak Kenan malah kurang bersemangat. Walaupun mengikuti semua instruksi gurunya dengan baik, semangatnya masih kurang. Alhasil, mengerjakan tugas pun harus dioprak-oprak hingga Bunda mengomel 😝 dan akhirnya dikerjakan.
Ada dua lembar kerja yang harus dikerjakan oleh Kakak Kenan hari ini. Pertama tugas mewarnai, Kakak Kenan memang tidak begitu tertarik aktivitas mewarnai sehingga sampai sekarang masih acak kadul hasil mewarnainya, tidak rapi. Kedua, tugas menulis angka 1 sampai dengan 10 sebanyak 3 kali secara berurutan.
Saya sudah meminta pada Kakak Kenan untuk menyalin angka 1 sampai dengan 10 seperti pada contoh. Tapi yang terjadi Kakak Kenan menyelesaikan dengan caranya sendiri. Hasilnya tidak salah, tetapi tidak sama dengan yang lain.
Lembar tugas yang diberikan oleh gurunya seperti ini.
Kakak Kenan menyelesaikan tugasnya seperti ini.
Teman-temannya mengerjakan seperti ini.
Kakak Kenan mengerjakan tugasnya dengan cara yang berbeda, bisa dibilang hasilnya jadi salah, karena tidak sesuai yang diminta. Kakak Kenan tidak mengerjakan seperti teman-temannya lakukan.
Tetapi jika tujuan dari tugas yang dikerjakan kakak Kenan adalah mengenal angka 1-10, bisa menulis angka 1-10, bisa menyebutkan secara benar angka 1-10, Kakak Kenan sudah berhasil mencapai tujuan itu. Walaupun Kakak Kenan menggunakan cara yang berbeda.
Jika ditelusuri teorinya, apa yang dilakukan Kakak Kenan adalah cara berpikir lateral. Cara berpikir lateral terkesan cara menyimpang, padahal sebenarnya adalah cara menyamping.
Menurut Edward de Bono, dalam bukunya Berpikir Lateral, berpikir lateral adalah cara berpikir yang berusaha mencari solusi untuk masalah terselesaikan melalui metode yang tidak umum, atau sebuah cara yang biasanya akan diabaikan oleh pemikiran logis.
Kebalikan dari berpikir lateral adalah berpikir vertikal. Berpikir vertikal adalah cara berpikir yang tradisional atau logis. Bisa dikatakan cara berpikir vertikal itu cara berpikir orang pada umumnya, yang wajar, dan pasti tak dipandang berbeda atau salah.
Kakak Kenan kelihatan berbeda dari kebanyakan anak-anak. Lebih aktif, ingin mengerjakan semua hal yang dilakukan orangtua, dan tidak bisa diam.
Kakak Kenan suka melakukan ide kreatif yang tidak dilakukan anak lain. Sedikit saja saya memberikan pancingan kegiatan, imajinasi dan kreativitas yang terbangun dengan sempurna.
Jika ditelusuri lagi, saya jadi ingat tentang OUT OF THE BOX. Pemikiran yang tidak biasa, unik, dan berbeda, jika dilakukan dengan tanggung jawab dan tidak merugikan orang lain, akan menghasilkan kesuksesan yang maksimal.
Kini yang saya lakukan mencoba bersabar menghadapi ulah-ulah kreatif Kakak Kenan, dan berpikir ulang untuk mengatakan salah tentang apa yang dilakukan Kakak Kenan. Salah Bukan Berarti Tidak Benar.