Monday, 13 July 2020

Belajar di Rumah: Memulai Tahun Ajaran Baru di Rumah

Hari ini 13 Juli 2020, hampir semua sekolah memulai hari pertama tahun ajaran 2020/2021.  Sangat berbeda dengan tahun sebelumnya, di mana saat hari pertama masuk sekolah orangtua diperbolehkan terlambat masuk kerja untuk mengantar anak ke sekolah, saat ini orangtua cukup mengantar anak hingga di depan laptop atau telepon pintar untuk melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Sungguh terlalu, pandemi Covid-19 mengubah segalanya.
Hari pertama masuk sekolah diawali dengan berbagai cara, sesuai kebutuhan sekolah masing-masing. Anak saya, tahun ini naik ke TK B, hari ini orangtua diundang ke sekolah untuk sosialisasi tentang pelaksanaan PJJ. 
Dari penjelasan yang disampaikan oleh Ibu Kepala Sekolah tentang PJJ di sekolah Kakak Kenan, seperti akan berlangsung baik, guru-guru akan berusaha memberikan pembelajaran sebaik mungkin. Semoga Kakak Kenan bisa mengikuti PJJ dengan baik dan bersemangat.
Setelah di akhir tahun ajaran kemarin, terjadi proses wisuda yang mengharu biru karena dilakukan secara virtual, tahun ajaran baru pun akhirnya akan berlangsung secara daring. Tidak ada yang menyangka pandemi Covid-19 mengubah segala sesuatu dengan sangat luar biasa. 
Baju baru di tahun ajaran mungkin ada tetapi hanya dipakai di rumah saja, tas baru, sepatu baru, mungkin tidak dibeli. Kalaupun dibeli hanya dipakai di rumah saja. 
Bisnis saya berjualan tas ransel atau tas sekolah pun turut surut bahkan nyaris tidak ada pembeli. Tas ransel polos 21 warna selalu tersedia, bisa pesan satuan atau grosir atau custom. Sungguh, pandemi Covid-19 meluluhlantahkan semuanya.🙄

Peran Ibu di Rumah
Kembali ke soal belajar di rumah, ada beberapa peran orang atau sosok yang amat berperan penting dalam proses PJJ atau belajar daring. Siapakah mereka?
Pertama, guru yang menjadi panutan dan leader bagi anak-anak. Peran guru dalam PJJ menjadi percuma di saat orangtua (ibu, ayah, keduanya atau salah satunya) tidak mendukung. Kedua, orangtua menjadi sosok penting dalam keberhasilan PJJ. Ketika orangtua harus bekerja, orangtua harus mendelegasikan perannya ke orang lain, misalnya pada neneknya, pada pengasuh, atau pada keluarga lain, orangtua harus memantau terus kegiatan anak selama belajar daring. Ketiga, anak itu sendiri. Anak yang akan mengikuti belajar daring harus dalam pengawasan orangtua atau pendamping. 
Saat ketiga sosok ini bisa bekerja sama dengan baik, proses belajar daring atau PJJ pasti bisa berjalan lancar.
Saya menggarisbawahi peran ibu di rumah saat PJJ adalah yang paling berat. Kenapa? Peran ini baru terlihat saat pandemi Covid-19, peran ibu mendampingi anak belajar daring di rumah. Untuk ibu di rumah seperti saya, mendampingi anak belajar daring menjadi tambahan tanggung jawab yang tidak bisa ditolak. Walau pun nanti saya harus bekerja di luar rumah, tanggung jawab ini tetap saya emban tidak bisa lepas. Bahkan, saat belajar daring atau PJJ telah usai, peran ibu di rumah menemani anak belajar akan tetap ada.
Hai ibu-ibu di rumah atau ibu-ibu pekerja, semangat terus ya, untuk mendampingi anak belajar daring atau PJJ. Kesuksesan belajar anak-anak di tahun ajaran  baru ini paling besar ada di tangan ibu-ibu semua. Semangat💪

No comments:

Post a Comment

Cerita Kenan: Tidak Jadi Buat Konten Tentang Bus Pariwisata Red White Star

Saat hari libur sekolah atau akhir pekan aku ingin membuat konten untuk channelku KENAN STORIES .  Yang belum SUBSCRIBE,  ayo kunjungi chann...