Wednesday, 29 July 2020

Belajar di Rumah: Salah Bukan Berarti Tidak Benar

Hari ini adalah hari ketiga, Kakak Kenan melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau belajar daring atau  belajar di rumah. Ah ada banyak istilah muncul, PJJ, BDR, lalu apa lagi tuh ☺️.
Kemarin sebenarnya Kakak Kenan agak kecewa karena tidak ada sapa online dengan guru dan teman-temannya. Hari ini ketika ada sapa online dari Bu Gurunya, Kakak Kenan malah kurang bersemangat. Walaupun mengikuti semua instruksi gurunya dengan baik, semangatnya masih kurang. Alhasil, mengerjakan tugas pun harus dioprak-oprak hingga Bunda mengomel 😝 dan akhirnya dikerjakan.

Ada dua lembar kerja yang harus dikerjakan oleh Kakak Kenan hari ini. Pertama tugas mewarnai, Kakak Kenan memang tidak begitu tertarik aktivitas mewarnai sehingga sampai sekarang masih acak kadul hasil mewarnainya, tidak rapi. Kedua, tugas menulis angka 1 sampai dengan 10 sebanyak 3 kali secara  berurutan.

Saya sudah meminta pada Kakak Kenan untuk menyalin angka 1 sampai dengan 10 seperti pada contoh. Tapi yang terjadi Kakak Kenan menyelesaikan dengan caranya sendiri. Hasilnya tidak salah, tetapi tidak sama dengan yang lain.

Lembar tugas yang diberikan oleh gurunya seperti ini.

Kakak Kenan menyelesaikan tugasnya seperti ini.
Teman-temannya mengerjakan seperti ini.
Kakak Kenan mengerjakan tugasnya dengan cara yang berbeda, bisa dibilang hasilnya jadi salah, karena tidak sesuai yang diminta. Kakak Kenan tidak mengerjakan seperti teman-temannya lakukan.
Tetapi jika tujuan dari tugas yang dikerjakan kakak Kenan adalah mengenal angka 1-10, bisa menulis angka 1-10, bisa menyebutkan secara benar angka 1-10, Kakak Kenan sudah berhasil mencapai tujuan itu. Walaupun Kakak Kenan menggunakan cara yang berbeda.

Jika ditelusuri teorinya, apa yang dilakukan Kakak Kenan adalah cara berpikir lateral. Cara berpikir lateral terkesan cara menyimpang, padahal sebenarnya adalah cara menyamping.

Menurut Edward de Bono, dalam  bukunya Berpikir Lateral, berpikir lateral adalah cara berpikir yang berusaha mencari solusi untuk masalah terselesaikan melalui metode yang tidak umum, atau sebuah cara yang biasanya akan diabaikan oleh pemikiran logis. 
Kebalikan dari berpikir lateral adalah berpikir vertikal. Berpikir vertikal adalah cara berpikir yang tradisional atau logis. Bisa dikatakan cara berpikir vertikal itu cara berpikir orang pada umumnya, yang wajar, dan pasti tak dipandang berbeda atau salah.

Kakak Kenan kelihatan  berbeda dari kebanyakan anak-anak. Lebih aktif, ingin mengerjakan semua hal yang dilakukan orangtua, dan tidak bisa diam. 

Kakak Kenan suka melakukan ide kreatif yang tidak dilakukan anak lain. Sedikit saja saya memberikan pancingan kegiatan, imajinasi dan kreativitas yang terbangun dengan sempurna.

Jika ditelusuri lagi, saya jadi ingat tentang OUT OF THE BOX. Pemikiran yang tidak biasa, unik, dan berbeda, jika dilakukan dengan tanggung jawab dan tidak merugikan orang lain, akan menghasilkan kesuksesan yang maksimal.

Kini yang saya lakukan mencoba bersabar menghadapi ulah-ulah kreatif Kakak Kenan, dan berpikir ulang untuk mengatakan salah tentang apa yang dilakukan Kakak Kenan. Salah Bukan Berarti Tidak Benar.

Monday, 13 July 2020

Belajar di Rumah: Memulai Tahun Ajaran Baru di Rumah

Hari ini 13 Juli 2020, hampir semua sekolah memulai hari pertama tahun ajaran 2020/2021.  Sangat berbeda dengan tahun sebelumnya, di mana saat hari pertama masuk sekolah orangtua diperbolehkan terlambat masuk kerja untuk mengantar anak ke sekolah, saat ini orangtua cukup mengantar anak hingga di depan laptop atau telepon pintar untuk melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Sungguh terlalu, pandemi Covid-19 mengubah segalanya.
Hari pertama masuk sekolah diawali dengan berbagai cara, sesuai kebutuhan sekolah masing-masing. Anak saya, tahun ini naik ke TK B, hari ini orangtua diundang ke sekolah untuk sosialisasi tentang pelaksanaan PJJ. 
Dari penjelasan yang disampaikan oleh Ibu Kepala Sekolah tentang PJJ di sekolah Kakak Kenan, seperti akan berlangsung baik, guru-guru akan berusaha memberikan pembelajaran sebaik mungkin. Semoga Kakak Kenan bisa mengikuti PJJ dengan baik dan bersemangat.
Setelah di akhir tahun ajaran kemarin, terjadi proses wisuda yang mengharu biru karena dilakukan secara virtual, tahun ajaran baru pun akhirnya akan berlangsung secara daring. Tidak ada yang menyangka pandemi Covid-19 mengubah segala sesuatu dengan sangat luar biasa. 
Baju baru di tahun ajaran mungkin ada tetapi hanya dipakai di rumah saja, tas baru, sepatu baru, mungkin tidak dibeli. Kalaupun dibeli hanya dipakai di rumah saja. 
Bisnis saya berjualan tas ransel atau tas sekolah pun turut surut bahkan nyaris tidak ada pembeli. Tas ransel polos 21 warna selalu tersedia, bisa pesan satuan atau grosir atau custom. Sungguh, pandemi Covid-19 meluluhlantahkan semuanya.🙄

Peran Ibu di Rumah
Kembali ke soal belajar di rumah, ada beberapa peran orang atau sosok yang amat berperan penting dalam proses PJJ atau belajar daring. Siapakah mereka?
Pertama, guru yang menjadi panutan dan leader bagi anak-anak. Peran guru dalam PJJ menjadi percuma di saat orangtua (ibu, ayah, keduanya atau salah satunya) tidak mendukung. Kedua, orangtua menjadi sosok penting dalam keberhasilan PJJ. Ketika orangtua harus bekerja, orangtua harus mendelegasikan perannya ke orang lain, misalnya pada neneknya, pada pengasuh, atau pada keluarga lain, orangtua harus memantau terus kegiatan anak selama belajar daring. Ketiga, anak itu sendiri. Anak yang akan mengikuti belajar daring harus dalam pengawasan orangtua atau pendamping. 
Saat ketiga sosok ini bisa bekerja sama dengan baik, proses belajar daring atau PJJ pasti bisa berjalan lancar.
Saya menggarisbawahi peran ibu di rumah saat PJJ adalah yang paling berat. Kenapa? Peran ini baru terlihat saat pandemi Covid-19, peran ibu mendampingi anak belajar daring di rumah. Untuk ibu di rumah seperti saya, mendampingi anak belajar daring menjadi tambahan tanggung jawab yang tidak bisa ditolak. Walau pun nanti saya harus bekerja di luar rumah, tanggung jawab ini tetap saya emban tidak bisa lepas. Bahkan, saat belajar daring atau PJJ telah usai, peran ibu di rumah menemani anak belajar akan tetap ada.
Hai ibu-ibu di rumah atau ibu-ibu pekerja, semangat terus ya, untuk mendampingi anak belajar daring atau PJJ. Kesuksesan belajar anak-anak di tahun ajaran  baru ini paling besar ada di tangan ibu-ibu semua. Semangat💪

Cerita Kenan: Tidak Jadi Buat Konten Tentang Bus Pariwisata Red White Star

Saat hari libur sekolah atau akhir pekan aku ingin membuat konten untuk channelku KENAN STORIES .  Yang belum SUBSCRIBE,  ayo kunjungi chann...