Saya tertarik dengan ajakan sebuah iklan sabun, "Ayo bermain di luar."
Ajakan ini sangat positif dan patut diikuti oleh seluruh keluarga Indonesia.
Di era gawai ini, anak-anak cenderung menyukai berlama-lama duduk dengan gawai-nya masing-masing. Anak-anak tidak banyak bergerak sebagaimana mestinya.
Orangtua memang tidak bisa melepaskan anak dari keberadaan gawai. Walaupun orangtua bersikeras menjauhkan anak dari gawai, anak tetap akan bersinggungan dengan gawai melalui lingkungan pergaulannya.
Ada hubungan erat antara bermain di luar dan gawai. Bermain di luar bisa membuat anak melupakan dari gawai. Anak-anak menyukai aktivitas bergerak yang dilakukan di luar rumah. Namun, orangtua kadang malas menemani anak bermain di luar.
Anak saya, Kenan (3 tahun), sudah tertarik dengan gawai. Bagaimana tidak tertarik, kami orang dewasa, ayah, bunda, dan neneknya sering lupa pada situasi sehingga fokus pada gawainya masing-masing. Hal ini membuat Kenan pun ikut-ikutan memegang gawai.
Hal seperti di atas, saya yakin dialami oleh semua orangtua. Ada orangtua yang santai saja menanggapinya dan memberi kebebasan pada anak memakai gawai. Ada pula orangtua yang ekstra ketat melarang anaknya menggunakan gawai, kecuali hari libur.
Saya termasuk orangtua yang berada pada posisi tengah, saya tidak melarang anak saya bersentuhan dengan gawai, tetapi saya juga tidak memberi kebebasan memegang gawai. Jadi sebenarnya tergantung orangtua, bukan? Ketika anak sudah suka pada satu aktivitas di gawai, bermain game atau menonton kartun edukasi Youtube, akan sulit memintanya berhenti. Nah, jadi harus ada aktivitas pengganti untuk anak bisa meninggalkan gawainya.
Bermain di luar rumah bisa menjadi pilihan untuk menjauhkan anak dari kebiasaan bermain gawai. Orangtua dapat mengajak anak melakukan aktivitas permainan di luar rumah, bisa di teras, halaman, atau di taman kompleks. Bermain di luar rumah membuat anak bergerak bebas. Nah, kini tugas orangtua menciptakan permainan yang menarik untuk dimainkan bersama anak.
Warning: Ingat ya, dimainkan bersama, bukan menyuruh anak bermain sendiri, sementara orangtua duduk diam memperhatikan.
Bermain di luar rumah bisa dilakukan kapan saja, pagi, siang, sore, maupun malam hari. Orangtua bisa menyesuaikan waktu sesuai kondisi. Bagi orangtua yang bekerja, bisa mengajak anak bermain di luar rumah ketika liburan tiba. Atau orangtua bisa memberitahukan pada orang yang mengasuh atau menemani anak untuk mengajak anak bermain di luar rumah.
Bagi orangtua (ayah/ibu) yang bekerja di rumah, bermain di luar rumah bisa selalu dilakukan kapan saja. Bermain di luar rumah tidak perlu dilakukan setiap hari, yang utama mengimbangi kegiatan sehari-hari anak.
Bermain di luar rumah tidak melulu bermain. Orangtua bisa menambahkan aktivitas edukasi yang bermanfaat seperti menghijaukan lingkungan, kerja bakti membersihkan halaman, atau merawat tanaman.
Berikut ini ide aktivitas/permainan untuk bermain di luar rumah bersama anak.
1. Bermain bola atau mainan lain
2. Bermain pasir
3. Menyiram tanaman
4. Menanam pohon
5. Melukis botol atau kaleng bekas untuk pot atau benda fungsional lainnya
6. Bermain drum dari kaleng bekas
Enam ide di atas sudah pernah saya lakukan. Bukan bermaksud untuk bermain di luar, tetapi ternyata bermain di luar itu bermanfaat untuk kecerdasan serta tumbuh kembang anak.
Ditulis oleh Paskalina Askalin