Seorang teman bertanya pada saya tentang penulisan kata tari jaipong, mana yang benar, tari Jaipong, Tari Jaipong, atau tari jaipong. Tulisan itu ada pada sebuah soal pilihan ganda ujian bahasa Indonesia. Setelah saya periksa soal itu, tidak ada jawaban yang benar, semua salah. Saya katakan padanya, pada soal itu tidak ada jawaban yang benar.
Saya rasa, apa yang dialami teman saya ini, pasti juga dialami guru bahasa Indonesia lainnya. Perihal ejaan bahasa Indonesia ini sering kali membuat bingung guru. Ketika gurunya bingung apa jadinya dengan anak didik.
Saya ingat betul, dulu ketika ujian nasional SMA, ada banyak soal bahasa Indonesia yang dianulir karena tidak ditemukan jawaban yang benar. Pelajaran bahasa Indonesia terkesan mudah, tetapi ketika sudah menjadi soal sulit dijawab.
Ejaan Bahasa Indonesia atau yang disingkat EBI adalah penyempurnaan dari EYD. Keberadaan EBI ini sebaiknya sudah dikenalkan pada anak-anak usia sekolah. Penggunaan ejaan bahasa Indonesia yang benar bukan hanya untuk pelajaran bahasa Indonesia, melainkan juga pelajaran lain. Akan lebih baik lagi, jika penulisan kalimat dalam media sosial pun sesuai dengan EBI. Bahasa Indonesia bukan bahasa main-main, penghargaan kita kepada bahasa negara adalah dengan menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
Saya mempunyai toko online, Ken Ken Book Store. Saya amat sangat prihatin ketika mendapatkan pesanan sesorang yang menulis alamat pengiriman tanpa huruf kapital dan tanpa spasi. Sang pemesan adalah seorang pelajar sekolah menengah atas, karena dia sempat berujar akan transfer setelah pulang sekolah.
Demikiankah kualitas anak-anak kita, generasi masa depan bangsa. Mungkin dia sangat paham menulis alamat dengan bahasa asing, dan tidak tahu cara menulis alamat dengan bahasa negaranya.
Pesan saya untuk Bapak/Ibu Guru, ayolah berikan contoh yang baik untuk anak-anak didiknya. Misalnya, ketika mengunggah tulisan di media sosial tulislah
SELAMAT PAGI, SELAMAT BERAKTIVITAS
Jangan tulis
SELAMAT PAGI, SELAMAT BERAKTIFITAS.
Jika bukan kita sendiri yang menghargai bahasa Indonesia, siapa yang akan melestarikan bahasa Indonesia. Ada 250 lembaga di dunia yang telah memberikan pelajaran bahasa Indonesia bagi warga negaranya. Perlahan tetapi pasti bahasa Indonesia akan menjadi asing bagi bangsanya sendiri. Semoga hal itu tidak terjadi. Amin.
Saya jadi berandai-andai, apa yang akan terjadi jika tata bahasa baku bahasa Indonesia dan ejaan bahasa Indonesia menjadi mata pelajaran tersendiri di sekolah. Pastilah anak-anak muda generasi penerus bangsa bisa lebih menghargai dan mencintai bahasa Indonesia, serta bisa berbahasa lisan dan tulis lebih baik lagi.
Mari kita gunakan bahasa Indonesia dengan lebih baik dan bijak.
No comments:
Post a Comment