Wednesday, 18 April 2018

Catatan Galau: Penerbangan Pertama


Sebuah pengalaman menakjubkan saya alami, tgl 18 Apr 2018, jam 10.42 WIB. Saya menulis di atas awan. Penerbangan pertama, saya rasakan jantung ini dag dig dug sangat, tetapi tersisip juga rasa senang.

Namun, di hati saya tetap galau, jauh dari anak lanang adalah sesuatu yang berat. Ini ada hari terlama berpisah dari anak lanang 4 malam 5 hari. Duh aduh..

Ketika surat itu datang ke pos el, saya terkesima membaca sebuah kata SOLO. Pelatihan di Solo, 18 - 22 April 2018, akankah saya datang? Tahun lalu saya mengajak serta teman-teman saya di pelatihan, tahun hanya seorang diri.

Ketika ini ditulis, saya masih dalam pesawat bersama CL. Rasanya gimana ya naik pesawat itu. Hmmm luar biasa deg deg deg. Rasa deg degan itu menutupi sedikit kegalauan saya. Puji Tuhan.

Yang pertama saya lakukan adalah cek tiket kereta, ahhh tidak ada jam yang pas dengan jadwal acara. Terlalu lama menunggu sampai jam acara mulai, pasti tidak enak. Akhirnya, saya beranikan diri cek pesawat di traveloka. Saya pakai kata BERANIKAN karena ini adalah penerbangan saya yang pertama (jangan pada ketawa ya... hihihihi). Butuh keberanian bagi saya untuk memutuskan, OKE SAYA AKAN NAIK PESAWAT WALAU TANPA TEMAN.

Tiket harus segera dipesan dan akhirnya, saya pesan tiket pulang pergi Jakarta Solo dan Solo Jakarta. Jujur, hati ini masih berat karena takut naik pesawat sendiri. Karena pekerjaan mengatak dari seorang teman membuat saya tetap tenang dan fokus pada pekerjaan, sehingga penerbangan pertama saya nanti tidak terlalu saya pikirkan, walaupun tetap saya pikir juga sebenarnya (hahahaha).

Sabtu, 14 April 2018, saya dapat kabar dari seorang teman yang juga ikut pelatihan ke Solo. Puji Tuhan keresahan berkurang, saya pesankan tiket pesawat yang sama dengan saya, sehingga bisa berangkat sama-sama (ah senangnya, tidak sendirian mengalami terbang pertama).

Ketika menulis ini saya sedang merasakan pusing dan sedikit mual. Penerbangan pertama yang benar-benar saya nikmati.

Pertama Ini adalah yang pertama Kuyakin ini bukan yang terakhir Akan ada kedua ketiga dan seterusnya Harapannya, amin
Pertama Bercampur rasa, takut dan senang
Ditambah rasa dag dig dug Sedikit pusing juga Lancar sampai di Solo, amin 
Pertama Harus berani melewati Walau hanya sendirian saja Akhirnya Tuhan kirimkan teman Ah Tuhan, Kau baik sekali
Pertama Banyak rasa banyak resah Kunikmati semuanya Dengan santai (mencoba) Optimis akan baik-baik saja

Dari atas pesawat CL QG-122 JKT - SOLO, semua kata itu kutulis.

Puji Tuhan 11.00 WIB pesawat CL mendarat dengan sempurna. Sebelum mendarat sempat berputar-putar di atas Kota Solo, hedeh...goyang-goyang bikin pusing dan sedikit mual. Puji Tuhan, Puji Tuhan.. Bisa kembali menginjakkan kaki di tanah itu rasanya luar biasa.

Thursday, 5 April 2018

Resensi Buku: Fakta tentang Membacakan Buku

Membacakan buku cerita sebelum tidur adalah kebiasaan yang sering dilakukan orangtua untuk anaknya. Kegiatan membacakan buku ini berpengaruh postif pada perkembangan kecerdasannya. Terjalin kedekatan yang baik antara anak dan orangtua, selain itu anak juga  mendapatkan banyak informasi dan imajinasinya terasah.

Jim Trelease dalam bukunya The Read–Aload Handbook menyebutkan fakta-fakta menarik tentang manfaat membaca buku bagi perkembangan kecerdasan anak. Pengalaman Jim selama lebih dari 30 tahun yang diungkapkan dalam buku ini bukan omong kosong belaka, tetapi pengalaman pribadinya dan didukung penelitian berbagai ahli.

Jim Trelease adalah seorang ayah yang mempunyai dua orang anak dan bekerja. Jim membacakan buku untuk kedua putranya setiap malam, tanpa tahu pasti apa manfaatnya. “Setiap malam saya membacakan buku untuk putra dan putri saya, tidak tahu akan bermanfaat kognitif maupun emosional dari hal itu. Saya tidak tahu kalau hal ini akan memengaruhi kosakata mereka, rentang perhatian mereka ataupun minat mereka pada buku. Saya membaca karena satu alasan: karena ayah saya membacakan saya buku dan hal itu membuat saya merasa senang, perasaan yang tidak bisa saya lupakan. Saya ingin anak-anak saya juga merasakan hal yang sama (hlm. 20)”

Apa yang dilakukan Jim Trelease dulu, masih banyak dilakukan orangtua pada masa kini. Namun, orang tua masa kini perlu bersyukur karena Jim telah membagikan pengalaman dan penelitiannya dalam buku ini. Buku ini memang tidak ditulis oleh seorang profesor tetapi bisa memberikan banyak sekali informasi untuk orangtua, calon orangtua, dan guru.

Membacakan buku untuk anak bisa dilakukan sejak anak masih di dalam kandungan. Ini bukan mitos. Jim mengutip pernyataan seorang ahli. Psikolog dari University of North Carolina, Anthony DeCasper dan koleganya mengeksplorasi berbagai efek membacakan buku kepada anak in utero (ketika masih di dalam kandungan), mengira kalau jabang bayi mungkin mampu mengenali sesuatu  yang telah mereka dengar ketika masih berada di dalam kandungan (hlm. 68). Hasil penelitian Anthony terbukti, setelah ia meminta 33 wanita hamil membacakan satu paragraf tertentu dari satu cerita anak-anak, anak in utero mampu mengenali bacaan yang diucapkan oleh ibunya.

Fakta lain yang ditunjukkan Jim dalam buku ini adalah bahwa membacakan buku pada anak berkebutuhan khusus memberikan dampak yang positif. Jim memberikan contoh kasus anak berkebutuhan khusus bernama Cushla. Sejak usia 4 bulan orangtuanya membacakan buku cerita untuk Cushla. Sampai dia berusia 3 tahun, para dokter mendiagnosis Cushla sebagai anak yang “terbelakang secara mental dan fisik” dan merekomendasikan dia mendapatkan perlakuan khusus. Orangtuanya, setelah melihat tanggapannya terhadap buku, menolak; sebagai gantinya, mereka membacakan empat belas buku sehari. Di usia 5 tahun, Cushla, menurut para psikolog, sudah memiliki intelektual yang jauh di atas rata-rata dan mampu bersosialisasi dengan baik (hlm 70).

Masih banyak fakta lain yang diungkapkan Jim Trelease tentang keajaiban membacakan buku untuk anak. Selain dilakukan oleh orangtua, membacakan buku juga bisa dilakukan oleh seorang guru untuk murid-murid di kelasnya. Jim Trelease menggarisbawahi bahwa buku  ini bukan tentang membesarkan anak yang cepat dewasa. Buku ini tentang membesarkan anak-anak dengan rasa cinta kepada bacaan, tentang anak-anak yang mau terus membaca jauh setelah mereka lulus sekolah.

Buku ini mampu mengubah konsep pendidikan di Amerika dan Eropa. Bagaimana dengan Indonesia? Mari kita ciptakan agen-agen pembaca buku terbaik yang bisa menguasai dunia karena kecerdasan otak yang cemerlang.



IDENTITAS BUKU
Judul : The Read–Aload Handbook, Membacakan Buku dengan Nyaring, Melejitkan Kecerdasan Anak | Penulis Jim Trelease | Penerbit Noura Books | Cetakan  : Juli 2017 | Tebal 359 halaman | ISBN  978-902-385-276-5

Cerita Kenan: Tidak Jadi Buat Konten Tentang Bus Pariwisata Red White Star

Saat hari libur sekolah atau akhir pekan aku ingin membuat konten untuk channelku KENAN STORIES .  Yang belum SUBSCRIBE,  ayo kunjungi chann...