Jika diberi nilai dari 1-10, nilai saya membelikan mainan untuk anak adalah 5. Saya masih berada pada tengah-tengah. Saya bukan termasuk ibu yang pelit membelikan mainan untuk anak. Tetapi saya juga bukan termasuk ibu yang loyal membelikan mainan untuk anak.
Ada banyak variasi mainan yang saya belikan untuk Kenan. Yang paling banyak adalah mobil-mobilan, sesuai jenis mobil yang dikenal oleh Kenan. Kenan juga pernah saya belikan mainan buah-buahan yang bisa dipotong. Kenan juga pernah membeli mainan troli belanja lengkap dengan alat masak. Kenan pernah saya belikan lego, dan masih banyak lagi.
Yang paling menarik perhatian tetangga adalah mainan troli belanja dengan warna dominan merah. Ketika tetangga melihat Kenan membawa troli beserta isinya itu keluar rumah, langsunglah tetangga komentar, "Ih Kenan itu kan mainan cewek." Saya sudah siapkan jawaban yang tetap. "Kenan mau jadi koki alias chef, enggak papa kan bawa-bawa peralatan masak ke sana sini." Kira-kira itu jawaban yang saya titipkan pada Mama saya yang sering mengajak Kenan ke luar rumah.
Bagi saya tidak menjadi masalah jika Kenan ingin main masak-masakan atau main gendong boneka. Mainan itu tidak punya jenis kelamin. Mainan anak perempuan bisa menjadi mainan anak laki-laki, begitu juga sebaliknya. Yang paling penting adalah pendampingan ketika anak bermain. Jangan biarkan anak bermain sendiri karena pemahaman yang salah tentang mainan yang dimainkannya bisa memengaruhi karakternya.
Sebenarnya tahun 2018 ini saya jarang sekali membelikan mainan. Karena ketika ulang tahun Kenan ke-3 ada banyak sekali kado berupa mainan mobil, jadinya koleksi mainan Kenan bertambah luar biasa. Namanya hadiah, masa tidak disyukuri. Cara mensyukurinya dengan membuka plastik mainan tersebut dan memainkannya (hehehe..), bukan disimpan. Saya amat heran dengan orangtua yang menyimpan mainan yang berasal dari kado teman-teman anaknya untuk diberikan pada ulang tahun teman anaknya.
Kalau saya lebih memilih membagikan mainan atau kado lainnya itu pada yang cocok. Misalnya, Kenan mendapat kado baju kaos, tetapi kekecilan bagi Kenan, baju itu diberikan pada anak teman yang usianya di bawah Kenan sehingga baju tersebut pasti muat.
Kalau saya lebih memilih membagikan mainan atau kado lainnya itu pada yang cocok. Misalnya, Kenan mendapat kado baju kaos, tetapi kekecilan bagi Kenan, baju itu diberikan pada anak teman yang usianya di bawah Kenan sehingga baju tersebut pasti muat.
Tentang mainan anak, bagi saya setiap mainan itu mempunyai manfaat untuk perkembangan kecerdasan anak. Bahkan, mainan-mainan yang dimainkan anak itu bisa memperkaya kosakata anak, memperkaya wawasan/pengetahuan anak, dan memperkaya imajinasi anak.
Mainan bisa jadi bermanfaat, tetapi bisa menjadi petaka jika tanpa pendampingan dari orang dewasa.
Pengaruh dari lingkungan bermain anak bisa juga membawa dampak pada cara anak memainkan mainannya. Oleh karena itu, orang tua (orang dewasa) harus mendampingi anak ketika bermain.
Mainan bisa jadi bermanfaat, tetapi bisa menjadi petaka jika tanpa pendampingan dari orang dewasa.
Pengaruh dari lingkungan bermain anak bisa juga membawa dampak pada cara anak memainkan mainannya. Oleh karena itu, orang tua (orang dewasa) harus mendampingi anak ketika bermain.
Fenomena lain saya temukan ketika mendampingi Kenan bermain. Begitu banyak mainan dan semua mainan sudah dicoba oleh Kenan, kemudian mainan itu ditinggalkannya, Kenan memilih bersepeda atau menonton video.
Kenan mengalami kebosanan. Jika sudah begini, saya harus berikan ide bermain pada Kenan. Dengan memanfaatkan mainan yang ada, saya ajak Kenan memainkan permainan baru dengan mainan yang ada. Misalnya, membuat garasi mobil menggunakan lego. Semua mobil kecil-kecil dimasukkan di garasi mobil. Contoh lainnya, membuat perosotan/seluncuran mobil.
Yang harus menjadi perhatian orangtua ketika mendampingi anak bermain adalah jangan biarkan anak bermain tanpa tujuan. Jadilah orangtua cerdas yang bisa mengarahkan anak bermain bermanfaat.
Berikut ini beberapa hal yang bisa dipahami anak ketika bermain. Dalam hal ini orangtua atau pendamping perlu ikut aktif dalam bermain.
1. Mengetahui nama benda (jenis mobil)
Ketika sedang bermain mobil, tanyakan pada anak ini mobil apa.
2. Memahami macam-macam warna
Sering-sering menanyakan warna benda ketika sedang bermain.
3. Memahami macam-macam kendaraan berdasarkan fungsinya.
Ketika sedang bermain mobil, tanyakan ini mobil apa.
4. Mengetahui nama sayuran dan buah beserta warnanya (mainan potong buah dan sayur)
Saat bermain potong buah dan sayur, sering-sering tanyakan, ini buah apa, ini sayur apa, warnanya apa.
5. Memahami macam-macam profesi (dari permainan masak-masakan, muncul profesi koki)
Saat bermain mobil, pesawat, atau bus, munculkan istilah masinis, pilot, supir, dan sebagainya.
6. Dan sebagainya.
1. Mengetahui nama benda (jenis mobil)
Ketika sedang bermain mobil, tanyakan pada anak ini mobil apa.
2. Memahami macam-macam warna
Sering-sering menanyakan warna benda ketika sedang bermain.
3. Memahami macam-macam kendaraan berdasarkan fungsinya.
Ketika sedang bermain mobil, tanyakan ini mobil apa.
4. Mengetahui nama sayuran dan buah beserta warnanya (mainan potong buah dan sayur)
Saat bermain potong buah dan sayur, sering-sering tanyakan, ini buah apa, ini sayur apa, warnanya apa.
5. Memahami macam-macam profesi (dari permainan masak-masakan, muncul profesi koki)
Saat bermain mobil, pesawat, atau bus, munculkan istilah masinis, pilot, supir, dan sebagainya.
6. Dan sebagainya.
#ceritabunda
#bundabelajar
#bundabelajar
No comments:
Post a Comment