Sunday, 3 June 2018

Hati-hati Ketika Membacakan Buku untuk Anak Batita dan Balita

Malam ini anak saya tidur setelah dibacakan dua buku ini. Buku pertama terbitan KPK si Kumbi seri MODO TIDAK MAU MENARI dan buku kedua tentang dongeng klasik Pinokio. Saya sudah sering membacakan kedua buku ini. Anak saya pun sudah hafal dengan cerita dari kedua buku ini.

Ada dua catatan penting buat para orangtua (orang dewasa) yang membacakan buku-buku anak bergambar (picture book) untuk anak terutama usia batita dan balita. 

1. Jangan hanya membaca begitu saja kata dan kalimat dalam buku. 

Kenapa? Saya menemukan banyak sekali kata atau kalimat yang tidak tepat diperdengarkan pada anak-anak usia batita dan balita. Misalnya kalimat ini:
- Polisi menuduh Kakek Gepeto telah menyiksa boneka kayu itu dan memenjarakannya.
- Hore! Aku bisa bermain sepuasnya karena Ayah yang menyebalkan sedang tidak ada!


Contoh halaman buku yang ketika dibacakan pada anak saya, beberapa kata saya ganti atau saya hilangkan.

Dari dua kalimat di atas saya menggarisbawahi kata MENYIKSA, MEMENJARAKANNYA, dan MENYEBALKAN. Tiga kata tersebut kurang pantas diucapkan pada anak-anak usia batita dan balita, jadi ketika membacakan kalimat itu dua kata tersebut saya ganti.

Ini kalimat penggantinya:
- Polisi menuduh Kakek Gepeto telah mengganggu boneka kayu itu dan menangkapnya.
- Hore! Aku bisa bermain sepuasnya karena Ayah tidak menggangguku lagi!

Kata atau kalimat yang kurang tepat diperdengarkan pada anak-anak ini tidak hanya saya temukan pada satu buku. Ada banyak buku yang masih menggunakan kata-kata yang menurut saya tidak patut diperdengarkan pada anak-anak. Misalnya kalimat "Dasar harimau bodoh!".

Masalah kepatutan sebuah kata itu baik untuk anak atau tidak memang relatif. Mungkin bagi saya kurang tepat, bagi orangtua lain kata itu biasa saja dan tidak masalah diperdengarkan pada anak-anak. 

2. Ada bagian-bagian dari isi buku yang perlu diceritakan kembali oleh orangtua (pembaca). 

Buku untuk anak batita dan balita cenderung minim kata dan penuh gambar. Ketika membacakan buku yang minim kata seperti ini, orangtua sebagai pembaca sebaiknya menceritakan kembali kalimat dalam buku tersebut berdasarkan gambarnya. Jadi jangan hanya terpaku pada membacakan kata atau kalimat yang ada. Anak batita/balita pasti tidak akan paham jika orangtua hanya membacakan tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut. Misalnya gambar tampilan buku ini.


Contoh halaman buku yang saya ceritakan kembali ketika membacakan buku ini untuk anak saya.


Buku ini bagus, tidak ada masalah dibaca oleh anak-anak. Akan jadi masalah jika orangtua membacakannya pada anak batita/balita tanpa menceritakan keseluruhan isi gambar halaman yang dibaca. Itulah yang saya maksud orangtua perlu menceritakan lagi dengan bahasa yang mudah dipahami anak batita/balita sesuai gambar.

Saya akan menceritakan seperti ini:
Kumbi berkunjung ke Nusa Tenggara Timur.
Ketika tiba di sana, Kumbi melihat sekelompok teman baru sedang menari dengan menggunakan alat bambu. Kumbi belum pernah melihat tarian itu.
"Aku ingin mencobanya," kata Kumbi.

Dua catatan di atas saya anggap penting dan perlu menjadi perhatian para orangtua yang sering membacakan buku untuk anaknya. Dua catatan ini hanya bagian kecil, saya yakin, masih banyak lagi yang perlu diperhatikan oleh orangtua ketika membacakan buku untuk anak. 

Membacakan buku adalah kegiatan yang positif, namun orangtua harus peka dan memastikan semua isi buku anak yang disampaikan pada anak tepat untuk anak.

Ayo bacakan buku untuk anak kita!

No comments:

Post a Comment

Cerita Kenan: Tidak Jadi Buat Konten Tentang Bus Pariwisata Red White Star

Saat hari libur sekolah atau akhir pekan aku ingin membuat konten untuk channelku KENAN STORIES .  Yang belum SUBSCRIBE,  ayo kunjungi chann...