Saya berharap, saya tidak termasuk orangtua yang memaksa
anak supaya bisa berhitung di usia prasekolah. Saya juga tidak ingin
mengikutsertakan anak saya untuk ikut les baca, les berhitung, diusianya yang
masih tepat jika diisi oleh aktivitas bermain dan bermain.
Anak saya, Kenan, saat ini sudah mengenal angka 1 sampai 5,
kadang bisa sampai 10 juga, tetapi itu pun masih sering salah menyebutkan.
Tetapi bukan masalah bagi saya. Ketika dia salah menyebut angka yang
ditunjukkan, tidaklah masalah. Saya tidak perlu memaksanya untuk menghafal ini
1, ini 2, ini 3, dan seterusnya. Saya membiarkannya mengenal sendiri melalui
kegiatan bermain yang disukainya.
Setiap Kenan bermain dengan mainannya, saya selalu
memasukkan tentang unsur angka dalam permainannya. Misalnya ketika Kenan sedang
menyusun mobil-mobilannya, saya akan menanyakan ada berapa jumlah mobilnya.
Ketika Kenan bermain boneka hewan, saya menanyakan berapa jumlah kaki jerapah. Sambil
bermain Kenan bisa mengenal angka tanpa harus dipaksa untuk menghafalnya.
Hari ini saya menempelkan tulisan angka 1 sampai 5 di dinding. Kadang-kadang di sela-sela sedang bermain, saya mengajaknya bermain dengan angka-angka yang ada di dinding itu. Misalnya, saya memberi instruksi seperti ini: Bunda berdiri di angka 1, ayo Kenan berdiri di angka 5. Kadang Kenan mengikuti instruksi, kadang malas-malasan, sehingga tidak mempedulikan instruksi saya. Ya sudah, saya tidak perlu memaksakan kehendak saya.
Jadi, saya rasa,
orangtua tidak perlu memaksakan anak untuk ikut les calistung. Karena di rumah
anak bisa belajar dengan sendirinya, asalkan orangtua mau mendampinginya. –
Paskalina Askalin
#day4 #septemberbercerita #writingchallenge #momwriting #kenanstories
#belajarangka #calistung
No comments:
Post a Comment