Monday, 3 December 2018

Yudadi BM Tri Nugraheny, Penulis Cerita Anak yang Produktif

Menulis cerita anak itu sulit nggak sih? Pasti bagi ibu satu anak ini, menulis cerita anak itu semudah menulis catatan harian. Saya katakan demikian karena telah puluhan cerita anak yang dihasilkannya. Hmmm kalau dibukukan jadi berapa buku ya? Eit, jangan malah jadi membayangkan bukunya karena sekarang saya ingin mengulik darinya tip-tip menulis cerita anak untuk media.

Akhir bulan Oktober lalu, setelah pertemuan saya dengannya di Solo, saya mengintip beranda Facebook-nya, wowwww ada dua cerita anak karyanya yang mejeng di media cetak Jawa Tengah. Bagi pembaca surat kabar Jawa Tengah, namanya pasti sudah tak asing lagi, lha cerita anaknya sudah sering sekali dimuat. 

Wednesday, 21 November 2018

Mengenal Lebih Dekat Rumah Baca Anak Nagari Asuhan Bunda Sry


Semangat literasi baca-tulis hanya menjadi ucapan semangat belaka jika tak direalisasikan dengan segera. Anak-anak memiliki keinginan besar untuk mendapatkan cerita-cerita berkualitas dari buku yang dibacanya atau dibacakan oleh orang-orang di sekitarnya. Semangat membaca harus dipraktikkan langsung bersama anak-anak.

Rumah baca adalah tempat yang paling dekat dengan dunia literasi. Di dalam rumah baca anak-anak bisa membaca buku, dibacakan buku, dan mendapatkan pendampingan tentang pentingnya membiasakan membaca buku.

Thursday, 8 November 2018

I Gusti Made Dwi Guna: Mengenalkan Anak pada Buku Sejak Usia Tiga Bulan

I Gusti Made Dwi Guna adalah seorang pengajar di sebuah sekolah di Pulau Dewata, Bali. Selain mengajar, dia juga aktif menulis buku dan mengilustrasi sendiri buku karyanya. Belum lama ini, buku karya Dwi Guna menjadi pemenang sayembara buku yang diadakan oleh Badan Bahasa dalam rangka Gerakan Literasi Nasional 2018.  Bukunya berjudul Beras Tabanan Perjalanan dari Lumpur hingga Dapur. Selain menang sayembara, Badan Bahasa juga memberikan penunjukan langsung padanya untuk menulis satu judul buku.

Tidak hanya itu, Bulan Oktober 2018 lalu, buku Aku Tahu Aneka Binatang: Dari Ayam Hingga Zebra karya Dwi Guna menjadi pemenang kedua kategori nonfiksi Lomba  Penulisan Buku Bacaan Siswa Sekolah Dasar 2018. Dunia literasi sudah melekat dengan keseharian Dwi Guna. Tentunya rasa suka pada dunia literasi ini menjadi penting dikenalkan pada anak sejak dini.

Monday, 5 November 2018

Ira Diana: Pentingnya Membagi Peran Sebagai Ibu Bekerja dan Perhatian untuk Buah Hati


Ira Diana, dikenal sebagai salah satu penulis Indonesia. Ia menulis novel, cerpen, puisi, naskah drama, serta beberapa buku anak untuk Gerakan Literasi Nasional dan PAUD. Perempuan kelahiran Kota Curup, Provinsi Bengkulu ini sangat aktif di berbagai kegiatan penulis dan seni. Ira yang saat ini bekerja di Lembaga Sensor Film RI, harus pandai benar mengatur waktu dan perhatian untuk buah hatinya.

Ira sebagai ibu tunggal untuk putra-putrinya Muhammad Agil Adithya Zalphi dan Naurah Zahirah Zalphi, harus kerja ekstra membagi peran dan waktu sebagai ibu bekerja dan ibu untuk putra-putrinya. Sebagai seorang yang bekerja di Lembaga Negara, waktu dari Senin hingga Jumat, ia berutinitas seperti orang bekerja pada umumnya. Pergi pagi dan pulang hingga sore hari, bahkan jika ada lemburan, otomatis ia sampai di rumah malam hari. Menurutnya, terkadang ketika pulang, anak-anak sudah tidur. Tentu, ini baginya menjadi PR, bagaimana menyiasati agar perhatian dan mendidik anak-anak tetap dapat dilakukan.

Sunday, 4 November 2018

Catatan Paskalina: Bulan November Berbagi Cerita


Tahun 2018 ini banyak berkat melimpah melingkupi hari-hari saya. Sungguh saya mengucap syukur pada Tuhan atas berkat yang luar biasa itu.
Berkat-berkat itu di antaranya diundang ke berbagai kegiatan berskala nasional dan beberapa buku lolos dalam berbagai ajang lomba hingga mendapat penunjukan langsung untuk menulis buku.

Kemarin saya juga mendapat kesempatan mengikut pelatihan menulis buku cerita anak dan kini sedang harap-harap cemas menanti kabar baik, semoga ide cerita saya lolos (Amin semoga lolos). Karena jika ide cerita saya lolos, bukunya akan berkesempatan diterjemahkan ke berbagai bahasa di Asia.

Dalam hal editing, tahun ini pun berkesempatan mengedit buku perguruan tinggi bertema ekonomi dan hukum yang tebalnya luar biasa. Bulan November ini juga mendapat kesempatan bergabung mengedit buku-buku perguruan tinggi dengan sebuah lembaga. Sungguh saya amat bersyukur atas semua kepercayaan yang diberikan pada saya.

Pelatihan Bagi Pelatih (ToT) Tingkat Nasional Penulisan Bahan Ajar Inklusif Gender
Tingkat Sekolah Dasar dan Menengah, Solo, 18 - 22 April 2018.

Sunday, 28 October 2018

Sensasi Minum Kopi di Ketinggian (Udara)

Ketika sang pamugari udara mengumumkan boleh memesan minuman atau makanan, saya langsung melihat katalog. Pikir saya, mungkin ada minuman yang bisa menemani saya dalam penerbangan Solo - Jakarta.

Dalam katalog saya melihat ada kopi hitam yang biasa saya minum. Saya langsung pesan kopi hitam itu. Hmmmm aroma semerbak kopi harum membahana. Sensasi luar biasa minum kopi hitam di atas pesawat yang sedang mengudara. Minum kopi hitam memang biasa. Menjadi tidak biasa karena diminum ketika sedang mengudara bersama pesawat yang membawa saya dari Solo ke Jakarta. Puji Tuhan.

Kembali saya bersyukur, hari ini bisa kembali ke Jakarta dengan menumpang pesawat berekor warna hijau. Semua acara yang di Hotel Lor In Solo, mulai hari Selasa 23 Oktober - 26 Oktober 2018 telah berjalan dengan baik dan lancar. Walaupun ada sedikit sesal buat saya dan teman-teman lain tentang hasil yang kami peroleh, saya berharap karya buku saya dan teman-teman bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk mendukung belajar anak Indonesia dan mendukung gerakan literasi nasional. Amin.

Kopi hitam di pesawat sungguh saya dinikmati dengan sungguh, nikmat rasanya. Harga yang dibayar memang berkali-kali lipat dari yang biasa dibeli di rumah, namun tidaklah jadi masalah. Entah kapan bisa menikmati kopi hitam di atas ketinggian ketika pesawat.

Akhirnya perjalanan bersama pesawat berlogo hijau ini berakhir. Sang pilot sudah mengumumkan jika pesawat akan segera mendarat di Bandar Udara Halim Perdana Kusuma Jakarta.

Kopi hitam sudah saya habiskan, hanya tersisa ampasnya saja. Rasa nikmat secangkir kopi hitam mahal masih terasa. Awan putih bergulung tak lagi kelihatan, pesawat telah mendarat dengan sempurna. Puji Tuhan.

Tulisan ini saya tulis ketika di dalam pesawat rute Solo - Jakarta, Jumat, 26 Oktober 2018, antara pukul 11.30 - 12.30 WIB.

Tuesday, 23 October 2018

Karena Menulis Saya Bisa Naik Pesawat

Hari ini saya harus bersyukur,  bersyukur, dan bersyukur. Kenapa? Karena saya bisa naik pesawat. Kalau saya hanya menjadi editor, sepertinya tak mungkin bisa naik pesawat. Karena menulislah saya bisa naik pesawat. Puji Tuhan.

Untuk kedua kalinya saya pergi ke Solo dengan naik pesawat. Bukan karena punya duit, bukan karena mau jalan-jalan, tetapi karena SAYA PENULIS. Karena menjadi penulis bisa naik pesawat, gratis pula. Mudah-mudahan lain waktu karena jadi penulis, saya bisa pergi ke luar negeri, mudah-mudahan, amin.

Meski sudah kali kedua, bagi saya naik pesawat itu masih bikin deg-degan, perut tiba-tiba mules, dan kepala pusing. Semua rasa itu bercampur jadi satu dengan rasa senang, jadi rasa tak enak memudar secara perlahan.

Hari ini ketika berangkat dari rumah, beranggapan mungkin saya pergi sendiri dari Bandara Halim menuju ke Solo, tidak ada teman penulis yang setujuan. Eh ternyata ada juga teman penulis dan ilustrator yang berangkat dari Bandara Halim dengan pesawat dan jam yang sama, Puji Tuhan. Jadinya tidak bengong sendiri seperti orang hilang, hahaha.

Tulisan ini saya tulis ketika dalam pesawat di atas ketinggian.

Friday, 19 October 2018

Resensi Buku: Modo Tak Mau Menari

Judul: Modo Tak Mau Menari
Penulis: Sofie Dewayani
Penerbit: KPK RI
Tahun: 2016

Buku Modo Tak Mau Menari adalah satu dari sekian banyak buku seri Si Kumbi yang diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia.

Sebagai seorang penulis yang ketika itu mengikuti workshop menulis buku anak antikorupsi sungguh sangat beruntung bisa mendapatkan beberapa buku seri Si Kumbi, salah satunya buku Modo Tak Mau Menari.

Modo Tak Mau Menari berkisah tentang perjalanan Kumbi ke Nusa Tenggara Timur (NTT). Di NTT Kumbi melihat teman-temannya menari dengan alat bambu dan diiringi musik.

Kumbi mencoba tarian itu dengan penuh semangat, hingga berkeringat.  Nama tariannya Rangkuk Alu.

Ketika Kumbi selesai menari, Kumbi melihat seseorang duduk di bawah pohon. Ternyata itu adalah Modo. Ketika ditanya oleh Kumbi, Modo mengaku sakit gigi sehingga tidak ikut bermain Rangkuk Alu.
Kumbi menceritakan pada teman-temannya jika Modo sakit gigi. Teman-teman Kumbi dan Modo lalu menawarkan obat yang mujarab untuk sakit gigi. Semua mengatakan obatnya paling mujarab, sehingga membuat Modo berteriak sehingga semua teman-temannya diam.

Modo lalu mengaku jika sebenarnya dia tidak sakit gigi. Modo mengaku sakit gigi supaya tidak perlu bermain Rangkuk Alu. Modo takut teman-teman meninggalkannya karena dia tidak bisa bermain Rangkuk Alu.

Ketidakjujuran yang dilakukan Modo banyak dilakukan oleh anak-anak kita. Karena takut pada sesuatu hal, menyebabkannya berkata tidak jujur. Padahal sebenarnya jika berkata jujur, ketakutan itu tidak terbukti. Seperti halnya teman-teman Modo dan Kumbi. Meskipun Modo tidak bisa bermain Rangkuk Alu, teman-teman Modo tetap mau bermain dengan Modo.

Buku cerita bergambar ini sangat pas dibacakan atau didongengkan untuk anak usia dini. Dengan cerita sederhana dan tampilan gambar yang berwarna cerah, anak-anak akan tertarik untuk dibacakan buku ini.

Thursday, 18 October 2018

Resensi Buku: Anak dalam Cermin dan Cerita-cerita Lain

Judul: Anak dalam Cermin dan Cerita-cerita Lain
Penulis: Enid Blyton
Terbit: 2017, cetakan keempat belas
Penerbit: Gramedia

Setiap kali membaca karya-karya Enid Blyton saya selalu terkagum-kagum dengan pesan moral yang terkandung dalam setiap ceritanya. Pesan moral yang tersirat dan tersurat dalam cerita sangat pas untuk anak-anak masa kini. Padahal Enid Blyton menulis ceritanya tahun 1950 dan sekarang tahun 2018. Luar biasa!

Dalam buku Anak dalam Cermin dan Cerita-cerita Lain terdapat 8 cerita, di antaranya "Kue Kismis Bu Topple", "Dolly Pembuang Waktu", " Kesalahan Teddy", "Karena Malas", " Anak yang Terbelakang", "Gara-gara Jinky", dan "Kalau Suka Berbohong". Dari judul-judul ceritanya tampak jelas, ada pesan yang tersurat dan ada pesan yang tersirat.

Dalam cerita "Anak dalam Cermin" terdapat pesan tersirat supaya anak mau meminjamkan mainan pada temannya. Cerita ini mengisahkan tentang seorang anak bernama Ronnie yang selalu melarang teman-temannya memegang mainannya ketika datang ke rumah. Hal ini membuat Ronnie tidak disukai oleh teman-teman. Hingga pada suatu hari ketika Ronnie sedang berada di depan cermin di kamar ibunya, dia melihat sebuah kamar mirip kamarnya ada di dalam cermin. Keajaiban terjadi Ronnie masuk ke dalam cermin.

Di dalam cermin Ronnie melihat anak yang mirip dirinya dan ada mainan-mainan bagus mirip dengan miliknya. Ketika Ronnie hendak memegang salah satu mainan, anak yang mirip Ronnie itu marah dan melarang Ronnie memegang mainannya. Ronnie tidak suka pada anak itu.

Ketika Ronnie memegang mainan yang lain, anak itu marah dan melarang Ronnie lagi. Hingga akhirnya Ronnie keluar dari cermin. Ketika ibunya masuk kamar, Ronnie marah-marah pada anak dalam cermin yang sebenarnya adalah dirinya sendirinya. Ibu Ronnie mengingatkan Ronnie, jika orang lain juga tidak suka dengan sikap Ronnie yang selalu marah-marah pada teman yang memegang mainannya. Akhirnya Ronnie sadar jika perbuatannya selama ini salah.

Kisah Ronnie ini juga pasti banyak terjadi pada anak di masa kini. Anak-anak perlu diberikan nasihat bahwa berbagi mainan, meminjamkan mainan pada teman adalah perbuatan terpuji. Nasihat langsung tentu tidak mudah diterima oleh anak. Melalui cerita "Anak dalam Cermin" kita tidak perlu menjelaskan panjang lebar, bacakan cerita ini pada anak, dan biarkan anak yang menemukan pesan moralnya.

Ayo bacakan cerita berkarakter untuk anak-anak kita! Buku-buku karya Enid Blyton bisa menjadi salah satu pilihan.

Wednesday, 17 October 2018

Resensi Buku: Belajar Menulis Buku Anak

Judul: Belajar Menulis Cerita Anak
Penulis: Arleen A.
Penerbit: Erlangga for Kids
Tahun: 2018
Tebal: 96 halaman

Dalam sebuah pelatihan menulis peserta dibagi menjadi dua kelas, kelas menulis buku anak dan menulis novel. Kelas mana yang paling banyak peminatnya? Kelas menulis buku anak yang paling banyak peminatnya. Dari 100% peserta, 80% peserta memilih kelas menulis anak, sisanya memilih menulis novel. Mengapa demikian?

Menulis buku anak dianggap mudah dilakukan menurut sebagian orang. Buku anak itu setiap halaman hanya terdiri dari 1 - 2 kalimat, lalu ditambahkan gambar ilustrasi, selesailah sebuah buku anak. Faktanya, menulis buku anak tidaklah semudah itu. Perlu sebuah pemikiran yang serius ketika ingin menulis buku anak.

Buku Belajar Menulis Cerita Anak akan membantu calon penulis, penulis pemula, penulis buku, dan siapa pun yang ingin belajar menulis buku anak. Buku ini akan membantu Anda menjadi penulis buku anak secara bertahap melalui langkah-langkah yang selama ini dilakukan oleh penulis ketika menulis buku anak. Buku ini ditulis berdasarkan pengalaman penulis yang telah menulis 250 buku anak.

Di awal bab, penulis membahas tentang jenis-jenis buku anak. Selanjutnya dibahas tentang dari mana datangnya ide menulis, dari mana datangnya cerita, lalu dari mana datangnya tulisan.

Dalam buku ini penulis tidak hanya membahas tentang teknis menulis buku anak. Anda juga akan mengetahui tentang bagaimana cara mengirimkan naskah buku anak ke penerbit, bagaimana cara membidik penerbit yang sesuai, bagaimana menyikapi penolakan naskah dari penerbit, dan lain sebagainya.

Buku ini benar-benar memberikan informasi komplet yang mengantar Anda menjadi penulis buku anak yang tidak instan.

Tuesday, 16 October 2018

Resensi buku: Pesawat Kertas dan Cerita Minimalis Lainnya

Judul: Pesawat Kertas dan Cerita Minimalis Lainnya
Penulis: Noor H. Dee
Penerbit: Minima Press
Tahun: 2017
Ukuran buku: 11 x 16 cm
Tebal: 72 halaman

Buku yang mungil dan unik karya Noor H. Dee ini memuat cerita-cerita yang padat. Sang penulis menyebutnya cerita-cerita dalam buku ini cerita minimalis.

Dalam introduksi penulis mengatakan jika cerita minimalis bukan soal meminimalisir jumlah kata dan kalimat, melainkan juga meminimalisir peran narator dalam cerita. Itukah sebabnya, dalam cerita minimalis, sang narator dilarang banyak berkomentar. Dia hanya bertugas memberi tahu pembaca tentang apa yang sedang dilakukan dan diucapkan sang cerita. Tentang apa yang sedang dipikirkan dan dirasakan sang tokoh cerita, sang narator tidak usah ikut campur. Biar pembaca saja yang menerka-nerka, kira-kira apa yang sedang dipikirkan dan dirasakan sang tokoh cerita.

Untuk memperjelas uraian di atas, dikutipkan salah satu cerita minimalis dalam buku ini.

=====

PESAWAT KERTAS

Lelaki itu membuat pesawat kertas untuk anaknya.
Apakah pesawat itu bisa terbang? tanya anaknya.
Tentu saja bisa, jawab lelaki itu sambil melipat-lipat kertas di tangannya.
Aku ingin pesawat, ujar anaknya. Aku ingin main pesawat.
Iya sebentar lagi jadi, kok, ujar lelaki itu sambil tersenyum.
Aku ingin main pesawat, ujar anaknya lagi.
Lelaki itu buru-buru menyelesaikan pesawat kertasnya.
Nah, sudah jadi, ujar lelaki itu. Ayo, sekarang kita keluar rumah.
Lelaki itu dan anaknya keluar rumah bersama-sama.
Sesampainya di halaman rumah, lelaki itu melempar pesawat kertasnya ke udara.
Pesawat kertas itu meluncur, terbang sebentar untuk kemudian jatuh ke rumput.
Anaknya melompat-lompat dan berteriak-teriak. Hore! Pesawatnya terbang! Pesawatnya terbang! Setelah itu, dia mengambil pesawat kertas itu dan melemparnya ke udara.
Lelaki itu tersenyum, masuk ke rumah, membiarkan anaknya bermain sendirian.
Ketika berada di dalam rumah, lelaku itu melihat ayahnya duduk di sofa ruang tamu, membuat sesuatu.
Ayah membuat apa? tanya lelaki itu.
Membuat pesawat, ujar ayahnya.
Apakah pesawat itu bisa terbang?
Tentu saja bisa, jawab ayahnya sambil melipat-lipat kertas.

=====

Dalam buku ini terdapat 13 cerita minimalis. Cerita "Pesawat Kertas" ini cerita pertama dalam buku ini. Cerita minimalis ini ditulis tanpa menggunakan tanda baca. Inilah namanya kebebasan berekspresi dalam sastra. Tidak ada yang salah dalam sebuah karya sastra, walaupun ada kaidah yang dilanggar.

Bagi saya cerita minimalis ini menarik untuk dibaca. Namun, sebagai pembaca tak perlu mengerutkan dahi untuk mencari makna setiap isi cerita. Pemahaman apapun yang Anda peroleh sebagai pembaca, itulah maknanya. Pembaca bebas menginterpretasikan makna ceritanya. Seperti testimoni yang diungkap oleh A. Fuadi, penulis Anak Rantau dan Negeri 5 Menara, untuk buku ini. "Ini kumcer hemat kata tapi banjir makna. Di dalamnya tersedia aneka rasa yang misterius, kadang membuai, kadang bersiul, kadang menampar, kadang menikam. Tapi akhirnya bikin kecanduan. Karya pendek-pendek ini, bisa membuat kita termenung-menung panjang. Karya yang patut dibanggakan."

Cerita minimalis tidak boros kata-kata, tetapi berat maknanya.
-Paskalina Askalin-

Monday, 15 October 2018

Resensi Buku: Buku Pintar Penyuntingan Naskah (Edisi Ketiga)

Judul: Buku Pintar Penyuntingan Naskah (Edisi Ketiga)
Penulis: Pamusuk Eneste
Penerbit: Gramedia
Tahun: 2017

Penyuntingan berasal dari kata dasar sunting. Sunting artinya menyunting. Menurut KBBI Luring, menyunting adalah menyiapkan naskah siap cetak atau siap terbit dengan memperhatikan segi sistematika penyajian, isi, dan bahasa (menyangkut ejaan, diksi, dan struktur kalimat). Menyunting juga dikenal dengan istilah mengedit.

Dari makna di atas jelas sekali bahwa proses sunting-menyunting ini adalah yang paling krusial dalam terbitnya sebuah karya buku. Perlu pemahaman yang benar tentang ejaan, diksi, dan struktur kalimat. Buku karya Pamusuk Eneste ini bisa membantu Anda yang ingin terjun ke dunia penyuntingan buku atau naskah.

Edisi pertama buku ini terbit tahun 1995. Kini edisi ketiga buku ini telah hadir dan tentunya dengan banyak perubahan di dalamnya.

Pada edisi ketiga ini penulis menambah pembahasan tentang naskah, penyuntingan naskah, penyunting naskah, editor, kode etik penyunting naskah, pemakaian kata tertentu, gaya penerbit/gaya selingkung, dan naskah bacaan anak. Selain itu juga dilengkapi dengan tips bagi penyunting naskah, beserta contoh-contoh dan latihan.

Buku Pintar Penyuntingan Naskah ini saya rekomendasikan dimiliki oleh penulis buku, penulis artikel, penulis novel, penulis pemula, dan calon penulis tentunya. Kenapa saya rekomendasikan untuk penulis? Supaya penulis bisa menyunting sendiri naskahnya sebelum dikirim ke penerbit. Dengan demikian, editor akan lebih menyukai naskah Anda daripada naskah-naskah lain yang tidak mendapatkan "sentuhan" penyuntingan.

Selain oleh penulis, buku ini wajib dimiliki oleh mahasiswa yang mengambil jurusan penyuntingan, calon editor, dan editor. Karena dalam buku ini Anda akan mendapat penjelasan menyeluruh tentang proses penyuntingan naskah dari awal hingga akhir. Pembahasannya tidak hanya sebatas prosesnya, pelaku penyuntingannya pun dibahas. Misalnya tentang syarat menjadi penyunting naskah. Bagi Anda yang berprofesi menjadi penyunting naskah apakah sudah memenuhi 13 syarat yang disebutkan dalam buku ini? Untuk lebih jelasnya, Anda harus memiliki buku ini. Buku ini pasti akan menjadikan Anda lebih pintar jadi editor naskah dan menjadi penulis pintar yang bisa membuat editor tak bisa menolak naskah Anda. (Salam Editor)

Sunday, 14 October 2018

Resensi Buku: Lisa San No Machigatta Koi, Cinta yang Salah

Judul: Lisa San No Machigatta Koi, Cinta yang Salah
Penulis: Ira Diana
Tahun: 2016

Cinta selalu punya banyak cerita. Cerita cinta yang manis, cerita cinta penuh haru, hingga cerita penuh penuh lara dan duka. Apakah benar ada cinta yang salah?

Novel berkover ungu ini mengisahkan cerita cinta seorang wanita bernama Lisa. Cerita cinta diawali kisah yang manis, namun terasa tergesa-gesa karena memutuskan menikah di usia muda. Lisa terbuai oleh cinta dan janji manis yang membawanya ke pelaminan semu yang kemudian berakhir dalam perceraian.

Di antara cerita cintanya yang berliku, Lisa masih mempunyai mimpi untuk mengejar cita-cita, melanjutkan pendidikannya. Setelah bercerai, Lisa berusaha bangkit demi anak dan kedua orang tuanya. Lisa mendapatkan kesempatan melanjutkan studi di Negeri Sakura. Walau berat meninggalkan anaknya, Lisa bertegar hati pergi selama beberapa tahun.

Di Negeri Sakura, Lisa menemukan cinta yang lain, yang memberinya harapan baru untuk hidupnya. Pria itu bernama Achmad, sama-sama dari Indonesia. Usai menyelesaikan studi, Lisa dan Achmad berniat mengukuhkan cinta mereka. Namun, Lisa masih belum bisa berbahagia setelah kepulangannya ke tanah air. Mimpinya hancur karena Tuhan mengambil cintanya lebih cepat. Achmad meninggal dalam sebuah kecelakaan, sebelum sempat melamar Lisa.

Cinta yang tragis, itulah cinta yang dialami Lisa. Sesuai judul novel ini, cinta Lisa memang cinta yang salah. Namun, di akhir kisah sepertinya Lisa akan mendapatkan cinta yang sesungguhnya. Jika ingin tahu akhir kisah cinta Lisa, bacalah novel ini. 😄

Novel ini bisa membawa pembaca terhanyut dalam perasaan si tokoh utama, Lisa. Saat bahagia, sedih, terharu, tersakiti, pembaca serasa ikut merasakan juga. Dijamin pembaca akan dibuat senyum-senyum karena ikut bahagia dan dibuat berkaca-kaca karena sedih.

Di antara cerita cinta Lisa yang berliku, ada sebuah pesan penting yang disematkan oleh Ira Diana, penulis novel ini. Pesan itu adalah raihlah pendidikan setinggi mungkin selagi bisa, bahkan apa pun statusnya, seorang istri, seorang ibu, seorang ayah, seorang pekerja, apa pun pekerjaan kita, jika masih ada kesempatan menimba ilmu, lakukanlah segera. Walau ada harga yang harus dibayar, berpisah dari orang tercinta, pendidikan bisa membawa kita menjadi lebih baik. Dan, cinta bisa membuat kita bahagia, jika itu bukan cinta yang salah.

Saturday, 13 October 2018

Resensi Buku: Indonesian Dreams Comic 18 Karakter Anak Indonesia

Judul: Indonesian Dreams Comic 18 Karakter Anak Indonesia
Cerita dan gambar: Ayyub Nurmana, Johan Arif M, dan Wafiq Sehat
Penerbit: Visi Mandiri, Surakarta
Tahun: 2018
Harga: Rp 39.000

Komik adalah salah satu jenis buku yang disukai oleh anak-anak, remaja, hingga dewasa. Membaca buku komik biasanya yang didapatkan hanya hiburan. Setelah tamat membaca komik, tidak ada pesan moral apa-apa yang didapat oleh pembacanya.

Namun, hal berbeda akan didapatkan jika anak-anak dan remaja membaca komik Indonesian Dreams Comic. Karena selain mendapatkan hiburan, komik ini memberikan pesan moral berupa 18 karakter anak Indonesia untuk pembacanya. Komik ini dibuat dengan menarik dan berbobot, sehingga layak dan pantas dibaca oleh anak usia SD dan SMP khususnya, dan semua kalangan pada umumnya.

Komik ini ditulis dan dibuat oleh tiga orang komikus, yaitu Ayyub Nurmana, Johan Arif M, dan Wafiq Sehat. Dalam penyajian, komik ini dibagi menjadi tiga cerita komik sesuai jumlah komikusnya.
Cerita pertama, "Belajar Bersama Miyo", dengan memunculkan karakter religius, rasa ingin tahu, cinta tanah air, bersahabat, semangat kebangsaan, dan demokratis. Cerita kedua, "Jadi Anak Baik", dengan memunculkan karakter gemar membaca,  cinta damai, menghargai prestasi, tanggung jawab, peduli sosial, dan peduli lingkungan. Cerita ketiga, "Regu Buaya", dengan memunculkan karakter jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, dan mandiri.

Lengkap, ada 18 karakter anak Indonesia dalam komik ini. Ceritanya menarik, gambarnya bagus, pesannya bermanfaat dan layak diteladani. Jadi, baik sekali jika orang tua dan guru bisa mengajak anak-anaknya membaca komik ini.

Ayo ajak anak-anak membaca!

Friday, 5 October 2018

Menulis Yuk: Kalau Mau Menulis Harus (Banyak) Membaca

Menulis Yuk: Kalau Mau Menulis Harus (Banyak) Membaca

Untuk yang berniat menulis (buku, cerita anak, dan sebagainya),

Dalam setiap pelatihan menulis atau sharing dari penulis, kalimat "KALAU MAU MENULIS HARUS (BANYAK) MEMBACA" itu pasti disampaikan. Semua penulis menyakini kebenaran kalimat ini. Jika ingin menulis, tidak mau membaca, itu adalah sebuah ketidakmungkinan.

Apa yang dibaca? Mungkin itu yang akan Anda tanyakan ketika mendengar kalimat, "Kalau Mau Menulis Harus (Banyak) Membaca". Baca apa saja. Ada buku bacalah buku, ada majalah bacalah majalah, ada koran bacalah koran, dan seterusnya.

Anda juga bisa membaca buku sesuai dengan jenis buku yang ingin Anda tulis. Misalnya, Anda ingin menulis cerita anak, tentunya Anda harus membaca cerita anak. Cerita anak dapat Anda baca dari buku atau majalah anak.

Saya ingin bisa menulis cerita anak,  maka saya membeli buku-buku kumpulan cerita anak. Tidak hanya buku, sudah hampir dua tahun ini saya langganan majalah Bobo. Semua cerita anak, baik cerita pendek, dongeng, cerita bergambar, maupun artikel-artikelnya saya baca.

Anda mau menulis apa (buku, cerita, artikel, dsb)? Mungkin Anda tak bisa menjawab pertanyaan ini. Nah inilah akibat dari tidak pernah membaca.

Belum lama ini, saya di-WA oleh dua sahabat saya waktu kuliah. Kebetulan dua sahabat saya ini berprofesi sebagai guru dan mereka sama-sama berada di dua kota besar yang berbeda di Indonesia. Mereka berujar " Saya ingin bisa menulis." Langsung saya jawab, "Ya, menulislah." Jawabnya, "Tidak tahu mulai dari mana." Lalu saya tawarkan sebuah buku berisi kumpulan cerita mini untuk bacaan anak usia SD. Buku ini ditulis oleh guru-guru SD dari berbagai sekolah, termasuk saya ikut menyumbang dua cerita mini. Saya tidak bermaksud mencari keuntungan, saya hanya ingin sahabat saya ini membaca cerita mini yang ditulis oleh guru yang belum pernah menulis cerita atau menulis buku, karya tulisan mereka sebelum buku ini ada, hanyalah skripsi. Mungkin dengan MEMBACA buku ini sahabat saya bisa memulai menulis. Dan harapan terbesar saya, sahabat saya ini bisa menularkan "semangat menulis" pada anak didiknya.

Pada akhirnya dua sahabat saya ini TIDAK MEMBELI BUKU yang saya tawarkan. Saya jadi bingung mau ngajari menulis bagaimana. Saya tidak bisa memberi tip, kiat, trik, atau apapun itu untuk dua sahabat saya ini. Karena pasti percuma, karena mereka tak mau mencoba membaca buku karya orang lain.

Fakta di atas membuktikan jika tak mungkin Anda bisa menulis jika tak mau membaca. Ditambah lagi, tak mau membeli buku. Tutuplah sudah harapan Anda ingin menjadi penulis.

Ingin jadi penulis buku
Ingin jadi penulis cerita anak
Ingin jadi novelis
Ingin jadi penulis ... dan seterusnya.

Ikuti kalimat ini:
KALAU MAU MENULIS HARUS (BANYAK) MEMBACA (TITIK)

Thursday, 4 October 2018

Resensi Buku: Catatan Antibingung Menulis Buku Ilmiah

Judul: Catatan Antibingung Menulis Buku Ilmiah: Membedah Pedoman Dikti dan LIPI dalam Penulisan-Penerbitan Buku Ilmiah
Penulis: Bambamg Trim
Penerbit: PT Inkubator Penulis Indonesia
Ukuran buku: 130 x 175 mm
Tebal: xviii + 86
Tahun: 2018
Harga: Rp 70.000

Beberapa waktu lalu, saya mengedit dua buku perguruan tinggi. Buku satu ketebalan 400 halaman dan buku dua ketebalan 600 halaman. Ada hal yang membuat saya galau, yaitu pencantuman gelar penulis pada kover buku.  Jika dilihat secara kasatmata dari nama penulis dengan banyak gelar, mungkin mahasiswa dan dunia perguruan tinggi menganggap penulis buku ini begitu hebat.

Sebagai editor saya tidak sepakat dengan pencantuman gelar pada buku. Saya ingin menghilangkan gelar yang tercantum di kover, tetapi saya tidak punya sumber rujukan yang mengatakan jika pencantuman  gelar penulis pada kover buku itu tidak perlu.

Nah, baru sekarang saya tahu jika kegalauan saya itu memang tidak perlu. Sebuah buku mungil menajamkan pendapat saya tentang tidak perlunya mencantumkan gelar penulis pada  kover buku.

Pada halaman 51-52 buku ini dibahas tentang pencantuman gelar akademis pada kover buku. Berikut ini kutipan lengkapnya.

====

Pencantuman Gelar Akademis pada Kover Buku
Sudah menjadi konsensus gelar akademis tidak perlu dicantumkan di dalam KTI. Mungkin para pakar yang membuat konsensus ini menyadari bahwa tidak ada relevansi langsung antara gelar dan karya tulis seseorang, terutama kontennya. Malah jangan sampai gelarnya sudah profesor, tetapi karya tulis ilmiahnya justru mengundang pertanyaan, "Masa sih profesor nulisnya seperti ini?"
Masih banyak akademikus yang tidak dapat menerima gelar akademisnya tidak dicantumkan di kover buku. Ia meradang walau tidak menerjang. Ia tidak tahu bahwa itu adalah sebuah konsensus yang berlaku secara internasional di dunia akademis. Demikian pula, penyusunan daftar pustaka juga tidak boleh  mencantumkan gelar akademis dan gelar-gelar lainnya.
Nama lengkap dan gelar akademis dapat dicantumkan di dalam bagian Riwayat Penulis, baik yang diletakkan pada bagian awal  (preliminaries) atau bagian akhir (postliminaries) buku. Riwayat penulis sejatinya berisikan latar belakang pendidikan dan reputasi penulis yang relevan dengan isi buku.

====

Buku Catatan Antibingung Menulis Buku Ilmiah ini sudah menjawab satu kebingungan saya. Masih banyak materi antibingung dalam buku ini yang juga semakin memantapkan saya menjadi editor, terutama editor buku perguruan tinggi.

Dalam buku ini dibahas tentang apa itu buku ajar, buku teks, buku ilmiah,  dan buku referensi. Jika kita masih bingung tentang istilah monografi, prosiding, modul, bunga rampai, katalog, direktori, atlas, buku pegangan, buku panduan, semua dibahas di buku kecil ini. Meskipun kecil, buku ini isinya padat dan bisa menjadi pegangan bagi penulis buku dan calon penulis buku. Oleh karenanya saya rekomendasikan buku ini untuk dimiliki oleh penulis buku, guru, dosen, mahasiswa, dan pelajar.

Wednesday, 3 October 2018

Resensi Buku: Tuta Ingin Rumah Baru dan 7 Kisah Hewan Bermakna Lainnya

Judul: Tuta Ingin Rumah Baru dan 7 Kisah Hewan Bermakna Lainnya
Penulis: Renny Yaniar
Penerbit: Gramedia
Tahun: 2018
Tebal: 128 halaman
Harga: Rp 120.000

"Itu buku buat Kenan, Bun" kata anak lanang ketika buku Tuta Ingin Rumah Baru dan 7 Kisah Hewan Bermakna Lainnya ini sampai. Buku ini memang saya beli untuk anak lanang, dan juga buat saya baca tentunya.

Buku ini berisi delapan kisah hewan. Saya sudah membacakan semua kisah dalam buku ini untuk anak saya sebagai pengantar tidur. Kisah pertama menjadi judul utama buku ini. Tokohnya adalah Tuta si kura-kura  yang ingin mempunyai rumah baru. 

Tuta iri pada hewan lain yang punya rumah/sarang. Tuta juga iri pada manusia yang mempunyai rumah yang indah. Akhirnya keresahan Tuta ingin punya rumah baru berakhir. Guguk, teman Tuta meminjamkan rumah lamanya untuk dipakai Tuta.  Tuta melepas tempurungnya dan menggantinya dengan rumah Guguk. Bukan pujian yang diterima Tuta, hewan lain malah mencibirnya dan memandang aneh pada Tuta. Tuta tak peduli dengan omongan hewan lain. Namun, ketika ada kucing liar yang hendak menyerangnya, Tuta sadar jika tempurungnya adalah rumah terbaik baginya. Dengan rumah baru Tuta tidak bisa melindungi dirinya dari serangan kucing liar, sedangkan tempurungnya bisa melindungi dirinya dari serangan kucing liar. Akhirnya Tuta memakai lagi tempurungnya.

Kisah pertama saja sudah seru, masih ada 7 kisah lainnya dengan tokoh-tokoh hewan yang unik. Ada kodok yang ingin berambut gondrong, kuda yang mempunyai anak kambing, keluarga jerapah, kisah lima monyet, ikan-ikan penari, kisah tokek, dan kisah berang-berang yang takut berenang. Pokoknya jangan lewatkan buku ini, anak-anak pasti suka, Kenan aja suka. 

Tuesday, 2 October 2018

Kenapa Buku Saya Lolos dalam Lomba Konten Kanal PAUD 2018

Kenapa Buku Saya Doti Kupu Suka Berteman dengan Semua Lolos dalam Lomba Konten Kanal PAUD 2018

Jawabannya, saya tidak tahu. Hanya Tuhan yang tahu kenapa buku saya terpilih oleh dewan juri. Yang saya pikirkan ketika membuat cerita anak itu adalah ide cerita sederhana, pesan yang disampaikan mudah diterima anak-anak, dan gambar ukuran besar.

Selama ini saya belum pernah mengikuti pelatihan menulis buku cerita anak. Kemampuan yang saya miliki, saya peroleh secara autodidak. Saya membaca buku-buku cerita anak di toko buku, lalu saya cari idenya, dan tulis menjadi buku.
Hari ini saya membaca sebuah buku tentang belajar menulis cerita anak. Di buku itu dijelaskan bagaimana proses membuat sebuah cerita anak. Proses ini sudah sering saya baca dan dengar dari berbagai sumber.

Pertama, cerita itu harus mempunyai tokoh (karakter). Kedua, tokoh itu akan bercerita jika mempunyai keinginan. Ketiga, cerita akan menjadi seru jika ada halangan-halangan yang dialami tokoh ketika mewujudkan keinginannya.

Cerita anak yang sempurna sebaiknya memenuhi proses itu dan proses bisa berulang sesuai keinginan penulis. Tetapi, selama ini, jujur, saya selalu mengabaikan proses itu. Ketika sebuah ide muncul, saya akan langsung membuatnya menjadi lembar demi lembar halaman naskah cerita anak. Saya tentukan tokohnya siapa, masalahnya apa, lalu si tokoh berusaha menyelesaikan masalahnya. Dalam ini, saya merasa proses penulisan cerita anak yang saya lakukan cenderung "kasar". Saya masih harus belajar banyak. Saya butuh lebih banyak "suplemen dan vitamin" untuk menulis cerita anak.

Naskah cerita anak saya lolos dalam Lomba Konten Kanal PAUD 2018 itu adalah keberuntungan saya. Saya harus belajar lebih banyak lagi dari penulis-penulis buku cerita anak. 

Cara belajarnya seperti apa? Membaca buku-buku karya para penulis, membaca buku panduan menulis yang ditulis oleh penulis buku cerita anak, dan mengikuti pelatihan menulis buku cerita anak. Untuk yang ketiga ini, saya belum mendapatkan kesempatan baik. Setiap kesempatan ada sudah saya coba, tetapi hasilnya belum ada yang bisa saya ikuti. Harapan saya, akhir tahun ini masih punya kesempatan belajar menulis cerita anak dari penulis-penulis buku cerita anak. Amin.

Monday, 1 October 2018

Catatan Mantan Editor Buku (1)


Catatan Mantan Editor Buku (1)

Menjadi editor buku hanya mengedit, itu biasa saja. Editor dituntut harus bisa menulis buku, adalah luar biasa. Editor penerbit (saya, misalnya) mau tidak mau berada pada posisi harus bisa menulis buku, dengan status penulis bayangan, penulis karyawan, atau sebutan lainnya. 

Saking luar biasanya, dalam beberapa hari saja editor bisa menyelesaikan 1 buku siap cetak, sungguh editor super. Tidak ada yang tidak mungkin dalam dunia penerbitan buku, kebutuhan pasar menjadi yang utama. Editor harus siap memenuhi permintaan si bos penerbit.

Ketika saya menjadi editor, ada beberapa jenis buku yang saya tulis. Karena saat itu penerbit tempat saya kerja banyak menerbitkan buku-buku proyek, buku-buku yang saya tulis tak sempat bertengger di toko buku. Namun kalau dalam hal jumlah cetak, bisa fantastis, satu judul buku bisa puluhan ribu eksemplar. Wowww, jangan tanya berapa yang saya dapatkan. Saya hanya penulis karyawan, diberi honor menulis disyukuri, kalau pun tidak diberi, ikhlaskan saja. Saya memang tidak mendapatkan nominal apa-apa, tetapi saya belajar banyak. Hasilnya saya terima kemudian, Tuhan memberikan rezeki halal melalui kompetisi buku yang saya ikuti. (Baca Rasa Syukur: Tiga Buku Lolos)

Berikut ini beberapa jenis buku pengayaan sekolah yang pernah saya tulis ketika menjadi editor (penulis karyawan).

1. Psikologi Remaja
Panduan Menjadi Remaja Percaya Diri (SMP/SMA)

2. Seni dan Kerajinan
Seni dan Kerajinan Batik (SD)
Seni dan Kerajinan Anyaman (SD)
Seni dan Kerajinan Gerabah (SD)

3. Bahasa Indonesia
Asyiknya Menulis Resensi (SD/SMP)
Asyiknya Menulis Diary (SD/SMP)
Asyiknya Bermain Drama (SD/SMP)
Namira Belajar Pantun (SD/SMP)
Aku Suka Dongeng (SD/SMP)

4. Wirausaha
Ide Bisnis Anak Muda (SMP/SMA)

5. PAUD (Picture Book)
Ami si Kriwil
Ciluk Baa
Bee dan Sekantung Madu
Mia Sayang Semua
Hadiah Balon dari Paman Gobil
Ayo Bermaaf-maafan
Siapa Suka Buah
Tralala.. Trilili...

Judul-judul di atas adalah judul buku yang saya tulis. Masih ada beberapa judul yang belum masuk didaftar tersebut. Keyakinan saya, setiap buku mempunyai nasibnya masing-masing, walau kadang penulisnya tak bisa lagi menyentuh karyanya.

Sunday, 30 September 2018

Tema Buku yang Pernah Ditulis Paskalina Askalin



Ada banyak tema buku anak yang pernah saya tulis, di antaranya tema-tema di bawah ini.

1. Tema Ibu


2. Tema Kerja Bakti (Gotong Royong)
 



 3. Tema Budaya Nusantara




4. Tema Anak Mandiri



5. Tema Anak Sehat


6. Tema Rambu-rambu Lalu Lintas


7. Tema Sastra (Pantun)


8. Tema Panduan Menulis


9. Tema Buku Aktivitas TK (Paket TK, Mewarnai, Persiapan Masuk SD, dll)








10. Tema Dongeng


11. Tema Kejujuran


12. Tema Penyayang Hewan Peliharaan

Saturday, 29 September 2018

Rasa Syukur: Tiga Judul Buku Lolos Lomba

Sebelum masuk bulan Oktober, patutlah saya bersyukur pada Tuhan atas hasil baik yang diberikan oleh-NYA. Hasil usaha menulis selama bulan Juli dan Agustus 2018, menorehkan hasil di bulan September 2018.

Lomba Penulisan Buku Bacaan Siswa Sekolah Dasar 2018 baru pertama kali saya ikuti. Deadline pengiriman naskah tanggal 31 Juli 2018. Walaupun banyak ketidakjelasan tentang syarat pengiriman lomba ini, saya mencoba menginterpretasikan sendiri. Info-info dari grup wa yang mengatakan "ini dan itu" saya abaikan. Saya mengirimkan dua jilid (buku), satu dengan kover dan identitas lengkap, satunya lagi kover putih berjudul tanpa identitas penulis.

Dua jilid buku yang saya kirim untuk lomba.

Menurut info awal pengumuman lomba tersebut diumumkan tanggal 14 September 2018. Tepat sesuai jadwal, jam 4 sore banyak pesan WA masuk yang mengucapkan selamat buku saya lolos. Tentu ini sangat membahagiakan, usaha saya membuahkan hasil. Sebenarnya sedari pagi saya mengintip laman Ditpsd Kemdikbud, tetapi pengumuman belum muncul.

Ternyata buku saya yang lolos ke final Lomba Penulisan Buku Bacaan Siswa Sekolah Dasar 2018 ada dua judul, satu kategori fiksi dan satu kategori nonfiksi. Saat itu rasa senang saya endapkan dulu, karena bersamaan dengan kabar itu saya sedan sibuk memasak (hampir gosong tempe goreng saya hahaha). Kategori fiksi berjudul ROTI PANGGANG PISANG UNTUK NENEK dan kategori nonfiksi berjudul INI KREASIKU MANA KREASIMU.


Dua judul buku ini lolos ke final, semoga bisa masuk kelompok 1, AMIN.
Setelah kabar gembira dari pengumuman Lomba Penulisan Buku Bacaan Siswa Sekolah Dasar 2018, masih ada satu pengumuman yang ditunggu, yaitu pengumuman Lomba Konten Kanal Paud 2018. Untuk lomba ini saya mengirim dua naskah untuk kategori penyusunan  buku cerita anak bentuk ebook. Rencana awal pengumumannya tanggal 3 September 2018, namun kemudian panitia mengumumkan jika pengumuman lomba diundur menjadi tanggal 17 September 2018.

Hari Jumat, 14 September 2018, sudah mendapatkan kabar baik 2 buku lolos ke final. Saya berharap ada kabar baik juga tanggal 17 September 2018. PUJI TUHAN kabar baik itu tiba, ternyata nama saya ada didaftar pemenang lomba, sebagai juara harapan. Saya hanya bisa bersujud syukur pada Tuhan, tema buku yang saya angkat  bisa dipilih oleh juri penilai. Tentu kemenangan ini juga tidak akan saya peroleh tanpa bantuan ilustrator yang baik hati. Sebenarnya naskah buku ini saya sodorkan pada ilustrator dalam keputusasaan. Saya pasrah pada ilustrator, digambar syukur, tidak digambar tidak apa-apa. Ternyata di waktu yang mepet, ilustrasi berhasil diselesaikan sebelum deadline lomba. Judul bukunya DOTI KUPU MAU BERTEMAN DENGAN SEMUA.




Bulan September ini sungguh ceria, penuh haru, dan penuh perjuangan. Terima kasih Tuhan, terima kasih Tuhan.

Bulan Oktober akan tiba, tantangan menulis semakin sulit bagi saya. Saya sulit membagi waktu antara anak lanang dan menulis, tetapi kesulitan itu menjadi irama yang menyejukkan.
Salam menulis
Salam literasi

Indonesian Dreams Story, 18 Karakter Anak Indonesia

Indonesian Dreams Story, 18 Karakter Anak Indonesia

Jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, dan cinta tanah air adalah bagian nilai dari 18 nilai karakter anak Indonesia yang ada dalam buku Indonesian Dreams Story . Delapan belas nilai karakter itu bersumber dari 18 nilai dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa yang dibuat oleh Diknas. Nilai-nilai karakter tersebut sejak tahun 2011 disisipkan dalam proses pendidikan di sekolah dan disisipkan pula dalam buku pelajaran sekolah.

Nilai karakter bangsa ini sangatlah tepat disebut sebagai nilai karakter anak Indonesia karena 18 nilai karakter ini merujuk dalam berbagai aspek kehidupan anak Indonesia. Oleh karenanya, 18 nilai karakter ini layak dan wajib ditumbuhkan dalam hati dan pikiran anak-anak calon generasi masa depan Indonesia. Kelak kemajuan bangsa Indonesia ada di tangan anak-anak yang kini masih duduk di bangku sekolah.



Jika 18 nilai karakter diberikan dalam bentuk teori dalam buku pelajaran, tentulah anak-anak langsung menjauh. Oleh karenanya, hadirlah buku  Indonesian Dreams Story yang menyajikan 18 nilai karakter Indonesia melalui bentuk cerita.  Indonesian Dreams Story adalah karya terbaik dari 18 penulis dan didukung 10 ilustrator.

Saya patut berbangga hati, salah satu penulis itu adalah saya, Paskalina Askalin. Saya menulis tentang karakter jujur. Saya berharap sekali anak-anak Indonesia di masa depan bisa menjadi generasi anak jujur.


Cerita-cerita dalam Indonesian Dreams Story dikemas dengan bahasa yang ringan dan mudah dipahami oleh anak-anak. Adanya ilustrasi warna untuk setiap cerita menambah ketertarikan anak untuk membaca buku ini. Pada akhir cerita terdapat hikmah cerita dan himbauan yang dapat memudahkan anak memahami pesan yang ingin disampaikan penulis.


Identitas buku
Judul: Indonesian Dreams Story, 18 Karakter Anak Indonesia
Penulis: 18 Penulis Keren
Ilustrator: 10 Ilustrator Keren
Penerbit: Visi Mandiri, Solo
Terbit: Cet I, 2018
Harga: Rp 70.000
Bisa dibeli di KEN KEN BOOK STORE atau TOKONYA KEN KEN

18 Karakter Anak Indonesia
1. Religuis
2. Rasa Ingin Tahu
3. Cinta Tanah Air
4. Bersahabat
5. Semangat Kebangsaan
6. Demokratis
7. Gemar Membaca
8. Cinta Damai
9. Menghargai Prestasi
10. Tanggung Jawab
11. Peduli Sosial
12. Peduli Lingkungan
13. Jujur
14. Toleransi
15. Disiplin
16. Kerja Keras
17. Kreatif
18. Mandiri

Thursday, 27 September 2018

Tip: Buku Terbaik untuk Anak

Sebuah pertanyaan menggelitik hati dan pikiran saya pagi ini. "Buku apa yang bisa direkomendasikan untuk anak usia 5 tahun?" 

Jawaban saya simpel saja, pilih tema buku anak sesuai dengan kesukaan anak. Jika anak laki-laki, biasanya cenderung menyukai mobil-mobilan atau superhero, sediakan buku-buku tema itu. Jika anak perempuan biasanya cenderung suka mainan boneka barbie, sediakan buku-buku dengan tema itu. Baik lagi jika orang tua bisa menanyakan pada anak buku apa yang diinginkan.




Namun ada yang orang tua harus ketahui, bukan buku bagus atau buku mahal atau buku best seller yang dibutuhkan anak kita. Yang dibutuhkan dan didambakan anak kita adalah membaca buku bersama orang tuanya, ayahnya atau ibunya. Bagi ayah dan ibu yang bekerja, membacakan buku akan menjadi saat-saat yang luar biasa untuk anak. Tentunya secara emosional hal ini akan menambah kedekatan antara anak dan orang tua.

Mungkin ada orang tua yang berargumen, "Duh di rumah tidak punya buku cerita. Mau membacakan apa?" Itu bukan alasan. Orang tua bisa membacakan buku menggunakan buku pelajarannya bagi anak usia SD. Bagi anak batita/balita, buku aktivitas di PAUD/TK bisa menjadi sumber bacaan atau gambar juga bisa menjadi bahan cerita.

Jika orangtua masih kesulitan mendapatkan buku untuk dibacakan bersama anak, ada satu cara mudah dan gratis. Tetapi cara ini benar-benar jalan terakhir. Caranya adalah install aplikasi perpustakaan nasional digital Ipusnas di telepon pintar Anda dan cari buku cerita dan bacakan untuk anak Anda. (Aktivitas bersama anak, terutama usia batita balita, hindari penggunaan smartphone atau tablet).


Jadi kesimpulannya, tidak perlu beli buku mahal, tidak perlu bingung memilih buku, sisihkan waktu setiap hari untuk membaca buku bersama anak. Itu lebih bermakna dan bermanfaat. Buku itu akan menjadi buku terbaik untuk anak. Hari berikutnya dan berikutnya, Anak pasti minta dibacakan buku itu lagi.

Paskalina Askalin
Seorang Ibu, seorang penulis, dan editor.

Thursday, 2 August 2018

Buku Paskalina Askalin 2012: Seri Anak Rajin Bersih-bersih Bersama di Sekolah


Judul: Seri Anak Rajin: Bersih-bersih Bersama di Sekolah
Penulis: Askalin
Penerbit : Nyo-nyo (imprint Penerbit Andi)
Harga : 
Tahun: 2012

Buku Seri Anak Rajin Bersih-bersih Bersama di Sekolah masih bisa dibeli di
www.andipublisher.com





Tentang Buku Seri Anak Rajin Bersih-bersih Bersama di Sekolah

Melalui buku Seri Anak Rajin Bersih-bersih Bersama di Sekolah saya mencoba memberikan salah satu contoh kerja bakti yang bisa dilakukan di lingkungan sekolah. Dulu waktu saya masih duduk di sekolah dasar, setiap hendak libur sekolah dilakukan kerja bakti membersihkan kelas. Kelas di sapu, di pel, meja dan kaca dilap, papan tulis dibersihkan, pokoknya semua bersih saat kelas akan ditinggalkan lama karena libur catur wulan.

Saya rasa, di kota besar dan dimana pun, di zaman yang serba mudah, serba digital, pemandangan seperti yang saya alami pasti sulit ditemui, bahkan tak ada. Saat ini urusan kebersihan sekolah menjadi tanggung jawab petugas kebersihan sekolah. Siswa/anak sekolah tak perlu capai-capai ikut membersihkan kelas.

Saya berharap buku Seri Anak Rajin Bersih-bersih Bersama di Sekolah ini bisa memberikan ajaran pada anak tentang apa itu kerja bakti, kebersamaan, pentingnya kebersihan kelas, dan masih banyak lagi karakter positif lainnya.

image



Wednesday, 1 August 2018

Buku Paskalina Askalin 2011: Terima Kasih Mama


Judul: Terima Kasih Mama
Penulis: Askalin
Penerbit : Bee Media Kidz, Jakarta
Harga: 

Tahun: 2011

image

Tentang buku TERIMA KASIH MAMA

Kebaikan seorang ibu terekam jelas dalam buku cerita bergambar berjudul "Terima Kasih Mama". Buku ini terbit tahun 2011. Buku ini adalah kiprah pertama saya dengan nama pena Askalin. Seterusnya buku-buku anak yang saya tulis nama pena Askalin. Mulai tahun 2017 saya menggunakan nama pena Paskalina Askalin.

Proses penulisan buku ini amat singkat, hanya dalam waktu dua jam saja. Tiba-tiba muncul ide menulis sesuatu tentang ibu.

Ibu setiap hari mengantarkanku ke sekolah
Ibu membuatkan aku sarapan
Ibu menemaniku saat aku sakit
Ibu menenangkan aku saat ada petir

Dan masih banyak lagi ungkapan betapa baiknya ibu, hingga akhirnya jadilah satu naskah. Lalu, langsung dikirim ke redaksi Bee Media. Beberapa bulan berlalu, redaksi mengabari kalau naskah itu akan diterbitkan.



Jika ada yang ingin memiliki buku ini, pasti sudah sulit ditemukan di toko buku. Jika ingin membeli, bisa menghubungi penulisnya, PASKALINA ASKALIN atau melalui pos-el paskalinaaskalina@gmail.com

Sunday, 22 July 2018

Catatan Paskalina: Pertemuan Penulis Tahap 1 Bahan Bacaan Literasi Baca Tulis dalam Rangka Gerakan Literasi Nasional 2018

Catatan Paskalina: Pertemuan Penulis Tahap 1 Bahan Bacaan Literasi Baca Tulis dalam Rangka Gerakan Literasi Nasional 2018

Sebenarnya ada sebuah keengganan datang pada acara ini. Kenapa? Saya enggan berpisah dengan anak lanang dan ada deadline menulis yang sudah mepet. Tentu saja akhirnya saya datang ke acara itu. Ini bukan acara pertama yang saya hadiri, tahun lalu saya juga mengikuti acara yang sama.

Acara pertemuan penulis tahap 1 ini berlangsung hari Rabu-Jumat, 18-20 Juli 2018 di Hotel Kartika Chandra, Jakarta. Tahun lalu acaranya bertepatan dengan bulan puasa dan bertempat di LPMP DKI, di Jakarta Selatan. Tahun ini memang berbeda, acara pertemuan pertama langsung dilaksanakan di hotel.

Hari pertama, acaranya pembukaan dan pemaparan materi dari Puskurbuk. Pertemuan Penulis Tahan 1 dibuka oleh Kepala Pusat Pembinaan Badan Bahasa, Prof. Gufran Ali Ibrahim.


Kepala Pusat Pembinaan Badan Bahasa, Prof. Gufran Ali Ibrahim.

Acara selanjutnya adalah pemaparan materi dari Puskurbuk. Materi yang diberikan sama dengan tahun lalu dan materi itu pernah juga saya dapat tahun-tahun sebelumnya ketika Purkurbuk sedang mengadakan sosialisasi penilaian buku teks atau nonteks pelajaran. Jujur saya tidak tertarik menilaikan buku saya ke Puskurbuk. Karena Badan Bahasa menghendakinya, tentu saya tidak bisa menolak buku saya dinilai oleh Puskurbuk.
Acara hari pertama ditutup dengan foto bersama.




Berfoto bersama Kepala Pusat Pembinaan Badan Bahasa.
Hari kedua, acara utama pertemuan penulis tahap 1 ini. Penulis diminta merevisi buku berdasarkan catatan dari penilai (juri) buku. Tidak seperti tahun lalu, panitia tidak membagikan bukunya kepada penulis. Penulis diminta menunggu dipanggil untuk membahas catatan dari penilai. Saya menunggu dari jam 9.30 - 17.00 wib, barulah nama saya dipanggil. Lamaaaaaaaaaa sekali menunggu. Saya yakin sekali tidak ada catatan apa pun di buku saya. Memang benar adanya, tidak ada catatan apapun di buku saya. Yang ada, buku saya malah dikomentarin ini dan itu oleh panitia yang menurut saya tidak punya kewenangan apapun. Setelah komentar panjang sekali, panitia mengakhiri dengan "Saya rasa sudah oke, tidak apa-apa ditulis seperti ini."

Selama proses menunggu apa yang saya lakukan? Saya mengatak buku saya yang lain. Ada dua buku yang berhasil saya atak, tetapi waktu menunggu masih panjang, apa lagi yang bisa saya lakukan? Akhirnya saya hanya bisa berhaha-hihi dan berfoto-foto. Hari kedua pun berlalu begitu saja.

Seperti sedang kerja serius, faktanya....entahlah.
Hari ketiga (hari terakhir), saya bangun jam 7 pagi, kesiangan. Teman sekamar saya pun tak membangun saya, ah sungguh terlalu... Ya sudahlah. Hari ketiga ini sangat menyenangkan buat saya, karena anak lanang mau datang menjemput saya. Pagi-pagi anak lanang sudah bersemangat sekali untuk datang ke hotel. Jam 9 pagi saya memesan taksi online untuk anak lanang. Jam 10 anak lanang sudah tiba di hotel, dan ketika itu acaranya sedang doa penutup.

Tatapan anak lanang begitu menusuk hati saya. Dia memeluk saya, menatap saya, lalu memeluk saya lagi. Anak lanang begitu rindu pada bundanya. Sambil menunggu administrasi, mama saya menunggu di ruangan minum kopi, saya dan anak lanang menunggu proses administrasi. 

Awalnya saya mau memesan taksi online pulang pergi dari rumah, tetapi sebuah ide lain muncul. Saya ingin anak lanang bisa jalan-jalan di hotel, bisa masuk kamar hotel dulu. Maklum, anak lanang belum pernah masuk hotel hehehehe.

Usai administrasi, saya mengajak anak lanang masuk ke kamar hotel. Anak lanang tertarik dengan pesawat telepon. Jadilah dia beraksi dengan telepon. Sambungan telepon saya cabut untuk menghindari tersambung ke resepsionis. Anak lanang bergaya sedemikian rupa bersama pesawat telepon di genggamannya. 



Waktu check out pun tiba. Masalah terjadi, anak lanang tidak mau pulang. Akhirnya dia bilang, "Besok ke sini lagi ya." Saya hanya tersenyum, tak menjawab apa-apa. 

Anak lanang begitu terkesan dengan pesawat telepon yang ada di kamar hotel. Setelah merayu-rayu, anak lanang mau pulang dan kamipun meluncur bersama taksi online. Sampai di rumah, anak lanang minta dibelikan pesawat telepon hahaha.

Kembali ke cerita pertemuan penulis selama tiga hari ini. Yang menyenangkan hati saya adalah bertemu dengan teman-teman sekamar dulu. Senang juga bisa bertemu teman-teman penulis seluruh Indonesia. Bertemu dengan teman sekamar yang sudah sehati sejiwa dan serasa tentu menyenangkan dan akhirnya jadilah hasil fotonya bikin ngakak hahaha. Inilah foto-foto itu.




Pertemuan Penulis Tahap 1 sudah berakhir, jika ada teman penulis atau Mas/Mbak Panitia yang membaca tulisan ini, saya mohon maaf jika selama acara pertemuan penulis sikap saya kurang menyenangkan, inilah saya tidak ada yang saya tutupi, masih penuh kekurangan dalam hal sikap dan kata. Semoga pada Pertemuan Penulis Tahap 2 yang akan berlangsung beberapa bulan lagi, saya bisa membawa diri lebih baik.

Sampai ketemu di PERTEMUAN PENULIS TAHAP 2. Salam Literasi

Cerita Kenan: Tidak Jadi Buat Konten Tentang Bus Pariwisata Red White Star

Saat hari libur sekolah atau akhir pekan aku ingin membuat konten untuk channelku KENAN STORIES .  Yang belum SUBSCRIBE,  ayo kunjungi chann...